yusya ul anwar
1.”Memahami Keutamaan (atammah) Shalat Malam”
Shalat tahajjud adalah shalat yang paling utama setelah shalat wajib
“Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa bulan muharram dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat lail” [Hadits Riwayat. Muslim no. 1163]
“Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah qiyamul lail (sholat di tengah malam)" (Muttafaqun ‘alaih)
Orang yang menegakkan qiyamullail akan terpelihara dari gangguan setan, dan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya
Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya” (Muttafaqun ‘alaih)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan 3 ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih)” (Muttafaqun ‘alaih)
Mengetahui di malam hari itu ada 1/3 malam terakhir dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, memberi sesuatu bagi yang memintaa, dan mengampuni yang memohon ampun pada-Nya
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi bersabda: "Allah turun ke langit dunia setiap malam pada 1/3 malam terakhir. Allah lalu berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta ampun kepada-Ku tentu Aku ampuni. Demikianlah keadaannya hingga terbit fajar" (HR. Bukhari no. 145 dan Muslim no. 758)
" Rabb (Tuhan) kami yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun kelangit dunia tiap malam ketika tersisa 1/3 malam terakhir seraya berkata: "Siapa berdo´a kepada-Ku pasti Aku kabulkan, siapa meminta kepada-Ku pasti Aku beri dan siapa memohon ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni ia"(HR. Bukhari - Muslim)
"Posisi Rabb (Allah) yang paling dekat dengan hambanya adalah dipenghujung malam, jika anda mampu untuk berzdikir kepada Allah pada saat itu maka lakukanlah" (HR. At-Tirmidzi, Ibn Huzaimah dll dengan sanad shahih)
"Pintu-pintu langit dibuka pada pertengahan malam lalu penyeru-pun menyeru: "Apakah ada orang berdo´a, pasti dikabulkan do´anya. Apakah ada orang meminta, pasti diberi permintaannya. Dan apakah ada orang yang sumpek (banyak problem), pasti dihilangkan darinya. Maka tidaklah seorang muslimpun yang berdo´a saat itu melainkan pasti Allah mengabulkannya kecuali zaniah (pelacur yang belum bertaubat) dan `Asysyaar (Seorang yang mengambil harta manusia dengan cara bathil)" (Hadits shahih diriwayatkan at-Tabhrani)
“Sesungguhnya, di malam hari ada satu waktu. Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah mohon kebaikan dunia dan akhirat di malam itu, kecuali Allah pasti mengabulkan permohonannya. Waktu tersebut ada pada tiap-tiap malam” (HR. Muslim No. 757)
“Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR Bukhari 3/25-26)
Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir Ibnu Katsir 3/54)
Dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwasanya rasulullah bersabda: “shalat yang paling dicintai Allah adalah shalatnya nabi Daud, dan puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasanya nabi Daud, beliau tidur separuh malam, bangung sepertiganya, tidur seperenamnya, dan berpuasa satu dan tidak berpuasa satu hari” (muttafaq alaih).
Menjadikan sebab masuk surga.
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dan sholatlah ketika manusia terlelap tidur pada waktu malam niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat” (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al Albani)
Menaikkan derajat di surga: “Sungguh di dalam surga tedapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Allah sediakan bagi orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Romadhan (dengan puasa sunah), menebarkan salam dan mengerjakan sholat malam ketika manusia lain terlelap tidur” (HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)

2.Membangkitkan 'Azzam (Keinginan Kuat) untuk Bangun Shalat Malam
"Berusaha merasakan penuh kesadaran mendalam, keinginan yang kuat serta harapan menggebu-gebu"
Kerinduan yang teramat sangat teruntuk bertaqarrub kepada Allah di keheningan malam dengan bangun malam-malam mengisinya dengan shalat dan ibadah
Kuatkan rasa cinta kita kepada Allah, apalagi dengan mengerjakan sholat malam kita akan dapat bercakap-cakap dengan Allah 'azza wa jalla lebih dekat. Betapa tiap patah kata yang kita ucapkan benar-benar munajat kepada Allah
Meyakini bahwa Allah 'azza wa jalla pasti akan memperhatikan dan menyaksikan apa saja yang terlintas dalam hati dan benak kita
Memahami, seseorang yang benar-benar ingin dicintai Allah pasti akan berusaha menyendiri (berkhalwat) dengan-Nya, merasakan lazatnya bermunajat sepenuh hati dan kekuatan. Sehingga akan menyebabkan tahan (kuatnya) beribadah sepanjang malam...
Saat untuk menatap diri pada-Nya di heningnya malam, mengadu menyampaikan segala kelu dan gelisah kita seharian meratap pada-Nya, serta menjemput ketenangan jiwa

3.Berusaha Menunaikanya Berarti Kita Telah Mentaati Perintah Allah dan Rasul-Nya dan Allah Akan mengangkat Kita ke Tempat yang Terpuji
“Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji” (Al-Isro’:79)
Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: “At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sebagai ibadah tathowwu’ (sunnah) bagi umat beliau” (lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: 3/54-55)
Ketika Allah menyebutkan sifat-sifat orang yang bertakwa bahwa mereka: “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka mohon ampun (kepada Allah)” (Adzariyat : 17-18).
Allah Ta’aala berfirman tentang sifat 'ibadur-Rahman: "Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (Shalat malam)" (QS. Al-Furqan: 64)
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (untuk shalat malam), sedang mereka berdo´a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan" (QS. As-Sajdah: 16-17)

4.Meneladani Rasulullah, Sebaik-baik Teladan yang Kita Diperintah untuk Mengikutinya
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan” (Al-Muzzammil: 1-4)
Dari aisyah -Radhiallahu ‘Anha berkata: "Bahwasannya Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam shalat malam sampai pecah-pecah (bengkak) kedua kakinya, lalu akupun berkata kepada Beliau: "Mengapa Anda lakukan ini wahai Rasulullah, padahal telah diampuni dosa anda yang lalu dan yang akan datang?" Beliau -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: "Tidakkah sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur" (HR. Bukhari - Muslim)
Al-Aswad bin Yazid berkata: “Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah Radhiallaahu anha tentang shalat malam Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. ‘Aisyah menjawab: “Biasanya beliau tidur di awal malam, kemudian tengah malamnya beliau bangun mengerjakan shalat malam. Bila merasa ada keperluan beliau segera menemui istri. Beliau segera bangkit begitu mendengar seruan azan. Beliau segera mandi bila dalam keadaan junub. Jika tidak, maka beliau segera berwudhu’ lalu berangkat (ke masjid untuk) shalat” (HR. Al-Bukhari)
Shalat malam rasulullah sangat mengagumkan: Abu Abdillah Hudzaifah ibnul Yaman Radhiallaahu anhu mengisahkan: "Pada suatu malam, aku pernah shalat tahajjud bersama Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . Beliau mengawali shalat dengan membaca surat Al-Baqarah, saya berkata di dalam hati, “Mungkin setelah membaca kira-kira seratus ayat, ternyata beliau terus tidak berhenti, saya berkata lagi di dalam hati, “Mungkin, beliau selesaikan pembacaan surat Al-Baqarah. Dalam satu raka’at ternyata beliau terus memulai surat Ali Imron kemudian terus mem-bacanya saya berbicara di dalam hati: (mungkin) beliau mau ruku setelah selesai Ali-Imron, ternyata beliau terus membaca surat An Nisa sampai habis. Beliau membaca surat-surat tersebut dengan bacaan tartil. Setiap kali membaca ayat yang menyebutkan kemahasucian Allah Ta’ala beliau selalu bertasbih (mengucapkan subhanallah). Setiap kali membaca ayat yang berisikan permohonan, beliau pasti berdoa. Setiap kali membaca ayat yang menyebutkan permintaan berlindung diri kepada Allah Ta’ala, beliau segera mengucapkan ta’awwudz. Ketika ruku’ beliau membaca: Subhaana Rabbiyal ‘Adzhiim (“Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung”) Lama ruku’ beliau hampir sama dengan lama berdiri. Kemudian beliau mengucapkan: Sami’allahuliman hamidah, Rabbana lakal hamdu “Allah Maha mendengar terhadap hamba yang memuji-Nya. Ya Rabb kami, segala puji bagi-Mu.” Kemudian beliau tegak berdiri (i’tidal), hampir sama lamanya dengan ruku’. Kemudian beliau sujud dan membaca: Subhaana Rabbiyal ‘A’la ( “Maha Suci Rabbku Yang Maha Luhur.” ) Lama sujud beliau hampir sama dengan lama i’tidal.” (HR. Muslim)

5.Qiyamullail Adalah Kebiasaan Orang-Orang Shalih dan Calon penghuni Syurga
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)” (Adz-Dzariyat: 15-18)
"Hendaklah kalian melakukan sholat malam, karena sholat malam itu adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, dan ibadah yang mendekatkan diri pada Tuhan kalian serta penutup kesalahan dan sebagai penghapus dosa” (HR. Tirmidzi no. 3549, Al Hakim I/380, Baihaqi II/502. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa Al Ghalil II/199/no. 452)
“Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu malam” (HR Muslim No. 2478 dan 2479). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti fulan, ia kerjakan shalat malam, lalu ia meninggalkannya” (HR Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185)

6.Meneladani Kesungguhan Para Salafus Shalih Dalam Menegakkan Qiyamul Lail
Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap dalam tidurnya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu justru mulai bangun untuk shalat tahajjud, sehingga terdengar seperti suara dengungan lebah (yakni Al-Qur’an yang beliau baca dalam sholat lailnya seperti dengungan lebah, karena beliau membaca dengan suara pelan tetapi bisa terdengar oleh orang yang ada disekitarnya, ed.), sampai menjelang fajar menyingsing
Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Mengapa orang-orang yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang lainnya?” Beliau menjawab: “Karena mereka suka berduaan bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka dengan cahaya-Nya"
Abu Sulaiman berkata: “Malam hari bagi orang yang setia beribadah di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka hidup bersantai-santai. Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka tinggal di dunia ini”
Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : “Bagiku, kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan sholat berjamaah”

7.Mengingat, Kemuliaan Seorang yang Beriman Ada Pada Shalat Malamnya
Ketika Jibril datang pada Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah dengan sholat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain” (HR. Al Hakim, dihasankan oleh Al Albani, Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 831)
"Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan"(QS. Al-Muzammil: 6)
Qiyamul lail merupakan amalan utama, lebih utama daripada shalat sunnah di siang hari; karena di waktu sepi kita akan lebih ikhlas kepada Allah dan karena beratnya meninggalkan tidur, serta kelezatan bermunajat kepada Allah azza wajalla terutama pada kemuliaan 1/3 akhir malam
Maka berusaha menjadikan qiyamullail kebiasaan dan kebutuhan pokok kita
Sebagaimana betapa butuhnya kita akan kasih-sayang Allah menghamba pada-Nya, maka kita buktikan dengan senantiasa menghadap pada-Nya di 1/3 akhir malam, berkesendirian dengan-Nya

8.Meniatkan ('azzam yang kuat/affirmasi diri) Sebelumnya Untuk Bisa Bangun Memuliakan Keheningan Malam dengan Beribadah Kepada Allah
Berusaha bersikap adil teruntuk dunia dan akhirat kita
Mengingat: “Jika malam-malam kita sebelumnya telah sekian lama kita habiskan untuk tidur saja, sudah saatnya mulai malam ini kita bangun membasuh muka dengan air wudhu' dan lekas menyongsong perjumpaan denganNya”
Serta, sudah Adilkah jatah waktu kita antara dunia dan akhirat dalam keseharian kita?, maka mari kita menggenapi ketidak-adilan kita selama ini pada agama dan akhirat kita serta urusan diri kita kepada Allah dengan bersegera...
Mulai malam ini, saat Allah masih memberi kesempatan pada diri kita sebelum kesempatan itu tiada (Allah mencabut-Nya)...
Menjadikan tiap malam kita menjadi malam-malam yang berkesan, penuh dengan doa-doa kita memohon ampun kepada Allah, bercakap-cakap erat dengan-Nya dan bukanya bertabur dosa dan kemaksiatan
Buktikan kita benar-benar mengharap hidayah dan kekuatan dari Allah, sehingga hati kita akan menjadi bersih, dan diberi kemudahan menuju jalan kebaikan dan keselamatan akhirat kita
Dan semoga kita termasuk golongan hamba-Nya yang beruntung
Merasakan manfaatnya bagi jiwa kita; dengan melaksanakannya akan mendatangkan pencerahan pada jiwa dan ketenangan hati kita
Mencukupkan malam-malam kita sebagai tempat berkeluh kesah hanya kepada Allah. Dengan sederas mungkin tangis kita, biarlah air mata meluap menunjukkan kelemahan dan ketidak-berdayaan diri kita
Tatkala seorang hamba menyembunyikan amal ibadah tertutup pekatnya malam, insya Allah Allah akan menutup pula aib-aib kita dan terhindar dari segala keburukan amalan kita

9.Mengusahkan Hal-hal Yang Akan Mempermudah Kita Bangun Malam
Mengusahakan tidak terlalu banyak makan dan minum sebelumnya
Yang akan membuat perut terlalu kenyang dan mata mengantuk (terasa berat) untuk bangun ditengah malam
Mengusahakan untuk tidur pada siang hari meskipun sebentar
Sebab dengan adanya tidur siang tersebut akan memudahkan kita untuk bangun malam
Berusaha senantiasa memuliakan masjid dan menitipkan hati kita disana
Dengan meramaikanya untuk ibadah dan shalat jamaah diawal waktu (teruntuk laki-laki)
Sehingga akan terbiasa, merasuk menjadi jati diri kita untuk senantiasa menjaga waktu-waktu ibadah kita kepada Allah secara berjamaah penuh kesadaran
Berusaha dekat dan bergaul merekatkan diri pada orang-orang shaleh
Orang yang akan memberi kita nasehat (mengingatkan) akan kesalahan dan kekurangan diri kita
"Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia; melaksanakan amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah" (QS Ali Imran [3]: 110)
Dan bukan sekedar teman dalam kesenangan saja yang biasanya malah menjerumuskan (menyesatkan)

10.Berusaha meninggalkan Maksiat, Dosa dan Perbuatan Bid'ah
Al-Imam Hasan Al-Bashri pernah menegaskan:
“Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa, akan terhalang dari qiyamul lail.” Ada seseorang yang bertanya: “Aku tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa yang harus kulakukan?” Beliau menjawab : “Jangan engkau bermaksiat (berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu malam” (Tazkiyyatun Nufus, karya Dr Ahmad Farid)
Berusaha untuk senantiasa mengawasi diri (menghisab diri) tiap amalan kita
Bahkan dari segala yang terlintas dalam benak kita serta informasi yang layak (boleh masuk) dalam ingatan (perhatian) kita

11.Memanfaatkan Segala Sumber-Daya Yang Kita Miliki Untuk Bisa Bangun Shalat Malam
Seperti beker, alarm HP dan program-program reminter shalat (seperti mawaqit untuk hp yang sudah support java), dll serta teman, dan suami-istri untuk saling membantu serta berjamah melaksanakanya
Selain saling membangunkan suami-istri, dan keluarga juga saling membangunkan tetangga atau teman dengan menelpon/misscal melalui HP-nya. Saling berta'awun dalam kebaikan dan taqwa
“Allah memberi rahmat kepada seorang suami yang bangun malam lalu shalat dan (tidak lupa) membangunkan istrinya kemudian ia shalat juga. Jika istrinya enggan, dia (boleh) memerciki wajah istrinya dengan air. Allah memberi rahmat kepada seorang istri yang bangun malam kemudian mengerjakan shalat, dan ia tidak lupa membangunkan suaminya. Jika suaminya malas bangun, ia boleh memerciki wajah suaminya dengan air” (HR Abu Daud).

12.Mempersiapkan Diri Sebelumnya Dengan Tidur Diawal Waktu dan Meniatkan Untuk Bangun Shalat Malam
"Disunnahkan bagi seorang muslim tidur dalam keadaan suci, dan barangsiapa yang bermalam dalam keadaan suci maka malaikat ikut bermalam bersamanya, dan ia tidak bangung kecuali malaikat berkata: Ya Allah, ampunilah hambamu fulan, karena ia bermalam dalam keadaan suci"(HR. Ibnu Hibban)
Disunnahkan segera tidur (tidur di awal malam dan menjauhkan diri dari begadang kecuali dalam hal-hal yang baik) agar bisa bangun untuk shalat malam dengan segar, dan disunnahkan bangun ketika mendengar adzan, sebagaimana sabda rasulullah: "apabila salah seorang dari kalian tidur, setan membuat tiga ikatan di kepalanya, ia mengatakan pada setiap ikatan, malam masih panjang maka tidurlah"
Rasulullah membenci tidur sebelum shalat 'isya dan berbicara sesudah Shalat Isya. sebagaimana disebut dalam hadits riwayat Ibnu Mas'ud:
"Tidak diperkenankan bercakap-cakap di malam hari kecuali bagi orang yang sedang mengerjakan shalat atau sedang bepergian" (HR. Ahmad, As-Suyuti menandainya sebagai hadits hasan).
Ketika akan tidur memperhatikan adab-adab tidur
Seperti membaca do'a sebelum tidur, membaca ayat kursi, membaca 2 ayat terakhir dari surat Al Baqarah, membaca Surat Al Kaafirun, dll
Sunnah sebelum tidur berniat qiyamullail, jika ia tertidur dan tidak bangun, maka ditulis baginya apa yg ia niatkan, dan tidurnya merupakan sedekah dari tuhan kepadanya
Termasuk permohonan untuk dibangunkan agar bisa menunaikan shalat malam
Dan menjaga niat ikhlas karena mengharap ridha Allah
Seorang muslim seharusnya berusaha bangun malam dan tidak meninggalkannya, karena nabi sendiri melakukan qiyamul lail hingga kakinya pecah-pecah

13.Persiapan Sebelum Shalat Tahajjud
"Jika ia bangun dan berdzikir kepada Allah, maka lepaslah satu ikatan, jika berwudhu’ maka lepas satu ikatan, dan jika shalat, lepas satu ikatan, maka ia masuk waktu pagi dengan segar dan jiwanya tenang, kalau tidak, maka ia masuk waktu pagi dg jiwa yg tidak tenang dan malas" (Muttafaq alaih)
Begitu bangun tidur usap wajah dengan kedua telapak tangan kita seraya membaca doa bangun tidur atau sekurang-kurangnya mengucapkan:
Alhamdulillah..., dilanjutkan dengan membaca QS. Ali Imran ayat 190
Disunnahkan bagi orang yang mengerjakan shalat lail untuk bersiwak (menggosok gigi lebih dahulu sebelum wudu') dan membaca ayat-ayat terakhir dari surat Ali Imran mulai dari firman Allah..
Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumu dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” [ Ali Imran : 190] dibaca sampai akhir surat
Disunnahkan shalat tahajjud di rumah, membangunkan keluarganya dan sekali-kali shalat mengimami mereka
Tidak shalat dalam keadaan mengantuk, jika sangat mengantuk segera tidur

14.Sunnah Memulai Shalat Lail Dengan 2 raka’at Yang Ringan (pendek). Hal itu dilakukan hingga datangnya semangat untuk memanjangkan raka’atnya setelah 2 rakaat yang pendek tersebut
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Apabila salah seorang diantara kalian mendirikan shalat lail hendaklah membuka shalatnya dengan shalat 2 raka’at yang ringan (surat-surat yang dibaca pendek. Pent)" [Hadits Riwayat. Muslim no. 768]

15.Sunnah Memulai Shalat Malam Dengan Do'a yang Shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
“Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Rabb yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang menjatuhkan hukum (untuk memutuskan) apa yang mereka (orang-orang Nasrani dan Yahudi) pertentangkan. Tunjukkanlah aku pada kebenaran apa yang dipertentangkan dengan seizinMu. Sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang-orang yang Engkau kehendaki” [Hadits Riwayat. Muslim no. 770, Abu Dawud no. 767, Ibnu Majah no. 1357]

16.Sunnah Memanjangkan Shalat Malam
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya: “Shalat apakah yang paling baik?” Rasulullah menjawab : “Yang panjang qunutnya (lama berdirinya)” [Hadits Riwayat. Muslim no.756]
Qunut dalam hadits ini memiliki banyak arti berdasarkan banyak riwayat. Dalam Hadyus Saari Muqaddimah dari Fathul Baari oleh Ibnu Hajar hal. 305 (Cet. Daar Abi Hayyaan) pasal Qaf Nun disebutkan tentang makna qunut antara lain do’a, berdiri, tenang, diam, ketaatan, shalat, kekhusu’an, ibadah, dan memperpanjang berdiri. Pent.
Juga sunnah memperpanjang sujud dan memanjangkan berdiri membaca al-Qur’an (membaca surat pabjang yang kita kuasai). Sesekali membaca dengan keras dan sekali-kali pelan

17.Sunnah Berta'wudz (Memohon Perlindungan Allah) Ketika Membaca Ayat tentang 'Adzab dengan ucapan:
“Aku berlindung kepada Allah dari Adzab Allah”
Dan Memohon Rahmat Allah Ketika Membaca Ayat tentang Permohonan dengan ucapan
“Ya Allah aku meminta kepadaMu dari karuniaMu”
Dan Bertasbih Ketika Membaca Ayat-Ayat yang Mengandung Pujian tentang Ke-Maha-Sucian Allah
Hal diatas berdasar hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca (ayat) dengan tartil apabila beliau melewati satu ayat tasbih maka beliaupun membaca tasbih. Apabila melewati ayat permohonan (tentang rahmat,-ed) maka beliaupun memohon. Dan apabila melewati ayat memohon perlindungan, maka beliaupun memohon perlindungan (bertaawudz)…” [Hadits Riwayat. Muslim no. 772]

18.Disunnahkan (Orang yang Mengerjakan Shalat Malam) Berdoa Dengan Do'a Shahih yang Diajarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
“Ya Allah, bagiMu segala puji, Engkaulah Penegak langit dan bumi dan segala isinya. BagiMu segala puji, milikMu kerajaan langit dan bumi serta segala isinya. bagiMu segala puji (Engkau) Pemberi cahaya langit dan bumi (serta segala isinya). bagiMu segala puji, Engkau penguasa langit dan bumi. bagiMu segala puji Engkau lah Yang Maha benar, janji-Mu itu benar adanya dan pertemuan dengan-Mu itu benar adanya. FirmanMu itu benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Nabi Muhammad itu benar (utusanMu), kiamat itu benar adanya. Ya Allah, kepadaMu aku bertawakal, kepadaMu aku kembali, kepadaMu aku mengadu dan kepadaMu aku berhukum. Ampunilah dosaku di masa lalu, masa yang akan datang, yang tersebunyi serta yang nampak (Karena Engkau adalah Maha Mengetahui itu daripada aku). Engkau lah Yang terdahulu dan Yang terakhir (Engkau Tuhanku) dan tidak ada Tuhan kecuali Engkau atau tidak ada Tuhan (bagiku) kecuali Engkau” [Hadits Riwayat. Bukhari no. 1120, 6317, 7385 dan Muslim no. 2717]
Dan juga memanjatkan do'a yang menjadi hajat dan keinginan kita kepada Allah serta juga berusaha memperbanyak membaca wirid (dzikir) serta jika masih ada waktu bisa mengerjakan shalat suhnah yang lain (sebelum ditutup dengan shalat witir)
(No. 17 - 21 ana kutip dari: http://wahdahsamarinda.wordpress.com/2008/03/18/sholat-sunnah-malam
Sumber asalnya dari: kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]

19.Akhiri dengan salat witir
Dari Aisyah Ummul Mukminin Radhiyallahu ‘anha, dia bercerita...
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat 11 raka’at pada waktu antara selesai shalat Isya –yaitu, suatu waktu yang oleh orang-orang disebut sebagai atamah- sampai Shubuh sebanyak 11 rakaat, dengan salam setiap dua raka’at dan mengerjakan shalat witir satu raka’at. Dan jika mu’adzin telah berhenti dari mengumandangkan adzan shalat Shubuh dan sudah tampak jelas pula fajar olehnya dan beliau juga sudah didatangi oleh muadzin, maka beliau segera berdiri dan mengerjakan 2 rakaat ringan, dan kemudian berbaring di atas lambung kanannya sehingga datang muadzin kepada beliau untuk mengumandangkan iqamah”
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, di dalam kitab Shalaatul Musaafirin wa Qashruha, bab Shalaatul Lail wa Adadu Raka’aatin Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam fil Lail wa Annal Witr Rak’atan wa Anna Rak’ah Shalaatun Shahiihah, (hadits no. 736. Dan asal hadits berada pada Al-Bukhari. Lihat Jaami’ul Ushuul (VI/91-96).
Dari Abu Bashrah Al-Ghifari, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda...
“Sesungguhnya Allah telah menambah untuk kalian satu shalat, yaitu witir. Oleh karena itu, kerjakanlah ia di antara shalat Isya sampai shalat Shubuh”
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam kitab, Al-Musnad (VI/7 dan 397). Dan dinilai shahih oleh Al-Albani di dalam kitab, Silsilah Ash-Shahihah (hadits no. 108)
Jadi, kedua hadits di atas secara jelas menujukkan bahwa shalat malam dan witir itu waktunya dimulai dari setelah shalat Isya (yang oleh orang-orang disebut dengan atamah) sampai waktu Shubuh
Dan pernyataan yang menyebutkan bahwa akhir waktunya adalah Shubuh, diperkuat oleh apa yang ditegaskan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Dan jika salah seorang di antara kalian khawatir (akan) masuk waktu Shubuh, maka hendaklah dia mengerjakan shalat satu raka’at shalat witir sebagai penutup bagi shalat yang telah dikerjakannya” (Takhrij hadits ini akan diberikan selanjutnya pada pembahasan berikutnya)
Ibnu Nashr mengatakan:
”Yang menjadi kesepakatan para ulama adalah bahwa antara shalat Isya sampai terbit fajar merupakan waktu shalat witir. Dan mereka berbeda pendapat mengenai waktu setelah itu sampai shalat Shubuh dikerjakan. Dan telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau memerintahkan untuk mengerjakan shalat witir sebelum terbit fajar” (Mukhtashar Qiyaamil Lail, hal. 119)
Maka bisa saya katakan,
"Yang terbaik bagi orang yang khawatir tidak bisa bangun, di akhir malam untuk mengerjakan shalat di awal waktu. Sedangkan bagi siapa yang yakin akan bangun, maka yang terbaik baginya adalah mengakhirkan pelaksanaan shalat witir sampai akhir malam"
Hal ini didasarkan pada apa yang ditegaskan dari Jabi Radhiyallahu ‘anhu, di mana dia bercerita. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.
“Barangsiapa khawatir tidak bangun di akhir malam, maka hendaklah dia mengerjakan shalat witir di awal waktunya. Dan barangsiapa yang serius hendak bangun di akhir malam, maka hendaklah dia mengerjakan shalat witir di akhir malam, karena sesungguhnya shalat di akhir malam itu disaksikan (oleh para Malaikat). Dan demikian itu lebih baik”
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab Shalaatul Musaafiriin wa Qasruha, bab Man Khaafa an laa Yaquuma Aakhiral Lail fal Yuutir Awwaluhu, (hadits no. 755)

Tentang bab shalat witir ini dinukil dari kitab Bughyatul Mutathawwi Fii Shalaatit Tathawwu, Edisi Indonesia Meneladani Shalat-Shalat Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Penulis Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i]. Sumber ana daptkan dari: http://www.almanhaj.or.id/content/2361/slash/0

Beberapa Kesimpulan Penutup
Hukum sholat malam adalah sunah muakkad
Waktunya adalah setelah sholat ‘isya sampai dengan sebelum waktu sholat shubuh
Akan tetapi, waktu yang paling utama adalah 1/3 malam terakhir dan boleh dikerjakan sesudah tidur ataupun sebelumnya
Jumlah rakaatnya paling sedikit adalah 1 rakaat
Berdasarkan sabda Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam,
“Shalat malam adalah 2 rakaat (salam) 2 rokaat (salam), apabila salah seorang di antara kamu khawatir akan datangnya waktu shubuh maka hendaklah dia sholat 1 rokaat sebagai witir baginya” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dan jumlah rakaat paling banyak adalah 11 rakaat
Berdasarkan perkataan ‘Aisyah radhiyallohu ‘anha, “Tidaklah Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam:
“Sholat malam di bulan ramadhon atau pun bulan yang lainnya lebih dari 11 rokaat” (HR. Bukhori dan Muslim), walaupun mayoritas ulama menyatakan tidak ada batasan dalam jumlah rakaatnya
===================================================================
Demikianlah beberapa keutamaan, kemuliaan dan keindahan qiyamul lail
Sungguh kita akan merasakan keindahannya bila hati kita telah diberi taufik oleh Allah ta’ala dan tidak akan merasakan keindahannya bagi siapa pun yang dijauhkan dari taufik Allah subhanahu wata'ala
Semoga kita semua bisa senantiasa berusaha menjadi hamba-Nya yang beruntung tersebut; "diberi keutamaan menegakkan qiyamullail dengan beristiqamah"
Dan mari kita berazzam (mengi'tiqadkan diri dengan kuat) untuk berusaha senantiasa menghidupkan malam-malam kita bersama kemuliaan yang dianugerahi-Nya

Wallahu waliyyut taufiq
Wallahu’alam bisshowab...

Hamba yang senantiasa mengharap kekuatan dari-Nya, mengharap penjagaan-Nya
Muhammad Ulinnuha

*) Beberapa dalil ana kutip dari banyak sumber
yusya ul anwar

Abhar - ÇÈåÑ - yang bergemerlapan -
Ahlam - ÇÍáÇã - impian - kemaafan
Ahnaf - ÇÍäÝ - yang lurus -
Aiman - Çíãä - yang bertuah - yang kanan
Aiman - ÇíãÇä - yang bertuah - keberkatan
Aisar - ÇíÓÑ - enang - yang mudah
Ajmal - ÇÌãá - yang lebih cantik -
Ajwad - ÇÌæÏ - yang lebih pemurah -
Akalil - ÇßÇáíá - mahkota -
Akid - ÇßíÏ - yang kuat - teguh
Akmal - Çßãá - yang lebih sempurna - lelaki
Akram - ÇßÑã - yang mulia - pemurah
Aqhari - ÇÞåÑí - yang lebih berkuasa -
Aqrabin - ÃÞÑÈíä - Saudara mara yang rapat. -
Aqwa - ÇÞæì - yang perkasa - yang kuat
Alaa' - ÇáÇÁ - Ni'mat-ni'mat -
Alif - ÃáíÝ - Yang mesra -
Alma' - ÇáãÚ - yang bersinar -
Alwan - Çáæä - warna-warni -
Amad - ÇãÏ - masa - matlamat
Amadi - ÇãÏí - masaku - matlamatku
Amal - ÇãÇá - cita-cita - harapan
Amaluddin - ÇãÇá ÇáÏíä - cita-cita agama -
Amali - ÇãÇáí - cita-citaku - harapanku
Aman - ÇãÇä - sentosa - keamanan
Amar - ÇãÑ - perintah - suruhan
Amin - Çãíä - yang amanah -
Aminuddin - Çãíä ÇáÏíä - pengamanah agama -
Amir - ÇãíÑ - putra - ketua
Amjad - ÇãÌÇÏ - kemulian - keagongan
Amnan - ÇãäÇä - ketenangan -
Amni - Çãäì - keamanan -
Amsyar - ÇãÔÑ - yang cergas -
Amzar - ÇãÒÑ - yang utama - yang mulia
Anas - ÇäÓ - kemesraan -
Anat - ÇäÇÊ - lemah lembut -
Anaqi - ÇäÇÞì - keindahanku yang menawan hati -
Andhar - ÇäÖÑ - yang berseri -
Ani - Çäì - yang sabar - yang bersopan
Aniq - ÇäíÞ - yang kacak lagi menawan hati -
Anis - ÇäíÓ - yang mesra - teman setia
Ansar - ÇäÕÇÑ - penolong - penyokong
Ansari - ÇäÕÇÑì - nisbah kepada ansar -
Anwar - ÇäæÑ - yang bercahaya -
Anwari - ÇäæÇÑì - cahayaku -
Arami - ÇÑÇãì - tandaku -
Arham - ÇÑÍã - yang mesra - yang belas kasihan
Arib - ÇÑíÈ - yang mahir -
Arina - ÇÑíäÇ - kecergasan -
Arqam - ÇÑÞã - nama sahabat nabi -
Arum - ÇÑæã - asal keturunan -
Arumi - ÇÑæãì - asal keturunanku -
Arsyad - ÇÑÔÏ - yang sangat cerdik -
As'ad - ÇÓÚÏ - yang amat bahagia -
Asil - ÇÕíá - yang mulia - baik
Aslah - ÇÕáÍ - yang lebih baik - yang lebih sesuai
Aslam - ÇÓáã - yang paling selamat -
Asma'I - ÇÕãÚí - hati yang suci -
Asma'an - ÇÕãÚÇä - hati yang suci dan pendapat yang teguh -
Asmar - ÇÓãÑ - yang hitam manis -
Asna - ÇÓäì - yang tinggi - yang bersinar
Asnawi - ÇÓäæí - yang berseri - yang gemilang
Asy'ari - ÇÔÚÑì - yang elok - yang berambut lebat dan panjang
Asyraf - ÇÔÑÝ - yang mulia -
Athari - ÇØåÑí - yang bersih -
Athir - ÇËíÑ - yang mulia - yang utama
Awad - ÇæÏ - yang paling disayangi -
Aufa - ÇæÝì - yang setia -
Awwab - ÇæÇÈ - yang banyak bertaubat -
Auji - ÇæÌì - ketinggianku - kemuliaanku
Aghlab - ÇÛáÇÈ - yang menang -
Afdhal - ÇÝÖá - yang lebih utama -
Afnan - ÇÝäÇä - kesenian -
Ahlami - ÇÍáÇãí - impianku - kesabaranku
Afandi - ÇÝäÏí - gelaran bagi orang berpangkat -
Abadi - ÇÈÏì - yang kekal -
A'alam - ÇÚáÇã - Panji-panj -
Ahmad - ÇÍãÏ - yang terpuji -
Abu Samah - ÇÈæ ÇáÓãÍ - pemaaf - yang bertoleransi
Afham - ÇÝåã - yang lebih faham -
Adham - ÇÏåã - yang hitam - cantik
Abu bakar - ÇÈæ ÈßÑ - sahabat nabi -
Auni - Çæäì - kelembutanku - ketenanganku
Ayadi - ÇíÇÏì - nikmat-nikmat -
Aus - ÇæÓ - pemberian - serigala
Aya - ÇíÇ - cahaya matahari -
Ayyub - ÇíæÈ - nama nabi -
Azfar - åÙÝÑ - yang berjaya - yang menang
Azhar - ÇÒåÑ - yang berseri - yang gemilang
Azhari - ÇÒåÑì - yang berseri - yang gemilang
Aziz - ÚÒíÒ - yang mulia - yang kuat
Azizan - ÚÒíÒÇä - yang mulia - yang kuat
Azizi - ÚÒíÒí - kesayangku - kekasihku
Azri - ÇÒÑì - kekuatanku - penyokongku
Abid - ÇÈÏ - yang bermukim - yang menetap
Abu Bakar - ÇÈæ ÈßÑ - gelaran sahabat nabi yang bersegera -
Adabi - ÇÏÈì - kesopananku - kesesteraan
Abqari - ÚÈÞÑì - yang bijaksana - yang kuat
Abud - ÚÈæÏ - yang kuat beribadat -
Adi - ÚÏì - askar perwira - yang kuat berlari
Adil - ÚÇÏá - yang adil -
Adli - ÚÏáì - keadilanku - kelurusanku
Adnan - ÚÏäÇä - nama datuk nabi yang ke-20 - yang bermukim
Affan - ÚÝÇä - pendaki -
Afi - ÚÇÝì - pemaaf -
Afif - ÚÝíÝ - yang bermaruah - yang menjaga kehormatannya
Akif - ÚÇßÝ - yang menumpukan jiwa raganya padasesuatu -
Alaa' - ÚáÇ - ketinggian - kemuliaan
Alauddin - ÚáÇÁÇáÏíä - ketinggian agama -
Ali - Úáì - yang mulia - yang tinggi kedududkannya
Aliaudin - ÚáìÇáÏíä - ketinggian agama -
Amir - 򂋄 - yang memakmurkan - yang mendiami
Ammar - 򋂄 - yang memakmurkan - yang kuat iman
Amran - ÚãÑÇä - yang memakmurkan -
Amrun - 򋄾 - kemakmuran -
Arafat - ÚÑÝÇÊ - yang terkenal - kenalan
Arif - ÚÇÑÝ - yang bijak - yang mengetahui
Ariffin - ÚÇÑÝíä - yang bijak - yang mengetahui
Asim - ÚÇÕã - yang memelihara/mengawal -
Asjad - ÚÓÌÏ - emas - permata
Asri - ÚÕÑì - masaku - kemajuankuyang mengikutperedaran masa
Asyur - ÚÇÔíæÑ - hari yang kesepuluh dari bulan Muharram -
Ataa' - ÚØÇÁ - pemberian -
Ataullah - ÚØÇÇááå - kurnian Allah -
Atik - ÚÇÊß - yang pemurah - yang beraniyang bersih
Atiyah - ÚØíå - pemberian -
Atiq - ÚÊíÞ - yang indah - yang mulia
Atif - ÚÇØÝ - penyayang -
Atuf - ÚØæÝ - yang sangat penyayang -
Auf - ÚæÝ - yang berusaha - yang kuatusaha
'Abbas - ÚÈÇÓ - nama sahabat nabi -
'Abid - ÚÇÈÏ - yang beribadat -
Afiq - ÇÝíÞ - yang amat pemurah -
'Abidin - ÚÇÈÏíä - yang beribadat -
'Abqari - ÚÈÞÑí - yang bijaksana - yang kuat
'Abud - ÚÇÈæÏ - yang kuat beribadat -
'Adi - ÚÏì - askar perwira - yang kuat berlari
'Adil - ÚÇÏá - yang adil -
'Abbas - ÚÈÇÓ - Nama sahabat Nabi - berani
'Abid - ÚÇÈÏ - Yang beribadat. -
'Abidin - ÚÇÈÏíä - Yang beribadat. -
'Abqari - ÚÈÞÑì - Yng bijaksana - yang kuat
'Abud - ÚÈæÏ - Yang kuat beribadat. -
'Adi - ÚÏì - Askar perwira - yang kuat berlari.
'Adil - ÚÇÏá - Yang adil. -
'Adli - ÚÏáì - Keadilanku - kelurusanku.
'Adnan - ÚÏäÇä - Nama datuk nabi yang ke-20 - yang bermukim.
'Affan - ÚÝÇä - pendaki -
'Afi - ÚÇÝì - Pemaaf. -
'Afif - ÚÝíÝ - Yang bermaruah - yang menjaga kehormatannya.
'Akif - ÚÇßÝ - Yang menumpukan jiwa raganya pada sesuatu. -
'Alaa' - ÚáÇÁ - Ketinggian - kemuliaan.
'Alauddin - ÚáÇÁÇáÏíä - Ketingian agama. -
'Ali - Úáì - Yang mulia - yang tinggi kedudukan.
'Aliuddin - ÚáìÇáÏíä - Ketinggian agama. -
'Amir - 򂋄 - Yang memakmurkan - yang mendiami.
'Ammar - 򋂄 - Yang memkmurkan - yang kuat iman.
'Amran - ÚãÑÇä - Yang memakmurkan. -
'Amrun - 򋄾 - Kemakmuran. -
'Arafat - ÚÑÝÇÊ - Yang terkenal - kenalan
'Arif - ÚÇÑÝ - Yang bijak - yang mengetahui.
'Arifin - ÚÇÑÝíä - Yang bijak - yang mengetahui.
'Asim - ÚÇÕã - Yng memelihara/mengawal emas permata. -
'Asjad - ÚÓÌÏ - Emas permata. -
'Asri - ÚÕÑì - Masaku - kemajuanku
'Asyur - ÚÇÔæÑ - Hari kesepuluh dari bulan Mujarram. -
'Ataa' - ÚØÇÁ - Pemberian. -
'Ataullah - ÚØÇÁÇááå - Kurniaan Allah. -
'Atik - ÚÇÊß - Yang pemurah - yang berani
'Atiyah - ÚØíå - Pemberian. -
'Atiq - ÚÊíÞ - Yang mulia - yang mulia.
'Atif - ÚÇØÝ - Penyayang. -
'Atuf - ÚØæÝ - Yang sangat penyayang. -
'Auf - ÚæÝ - Yang berusaha - yang kuat
'Awad - ÚæÖ - Gantian; pemberian. -
'Azyan - ÃÒíÇä - Perhiasan -
Abidah - ÚÇÈÏå - Ahli ibadat -
'Abir - ÚÈíÑ - Keharuman -
'Adilah - ÚÇÏáå - Yang adil - yang saksama
'Adidah - ÚÏíÏå - Yang padan - yang setanding
'Afaf - ÚÝÇÝ - Maruah - kesucian diri
'Afiah - ÚÇÝíå - Kesejahteraan -
'Afifah - ÚÝíÝå - Yang bermaruah - terpelihara kehormatan dirinya
'Ainaa' - ÚíäÇÁ - yang cantik matanya -
'Aisyah - ÚÇÆÔå - yang hidup bahagia -
'Alyaa' - ÚáíÇÁ - Ketinggian -
'Aliah - ÚÇáíå - yang tinggi -
'Amirah - ÚÇãÑÉ - ketua - Yang aman bahagia
'Ammarah - ÚãÇÑÉ - Yang memakmurkan - yang kuat iman
'Aqilah - ÚÞíáÉ - Yang bijak - yang mulia
'Aqidah - ÚÞíÏÉ - Kepercayaan - keimanan
'Arifah - ÚÇÑÝÉ - yang mengetahui -
'Asimah - ÚÇÕãÉ - yang memelihara -
'Atikah - ÚÇÊßÉ - yang pemurah - yang berani
'Atiqah - ÚÊíÞÉ - yang mulia - pilihan
'Atifah - ÚÇØÝÉ - yang bersempati - penyayang
Ahmas - ÇÍãÓ - yang bersemangat - yang berani
'Atiyah - 򯒃 - pemberian -
'Atuf - ÚØæÝ - penyayang -
'Arbanah - ÚÑÈÇäå - Yang fasih -
'Awatif - ÚæÇØÝ - perasaan - kesayangan
'Aziemah - ÚÙíãå - Yang mulia - pembesar
'Aziemah - ÚÒíãÉ - Azam - kewajipan
'Azimah - ÚÇÒãå - Yang berazam -
'Azizah - ÚÒíÒÉ - Yang mulia - yang dikasihi
'Azmah - ÚÒãå - kebenaran - hak kewajipan
Badil - ÈÏíá - Pengganti -
Badiu'zzaman - ÈÏíÚ ÇáÒãÇä - Keindahan masa -
Badran - ÈÏÑÇä - bulan purnama -
Badrun - ÈÏÑæä - Bulan purnama -
Badri - ÈÏÑí - Purnamaku -
Badruddin - ÈÏÑ ÇáÏíä - Bulan purnama agama -
Badruzzaman - ÈÏÑ ÇáÒãÇä - Bulan purnama semasa -
Bahar - ÈåÇÑ - Keindahan - sejenis tumbuhan yg wangi
Bahauddin - ÈåÇÁ ÇáÏíä - Sinaran Agama -
Bahij - ÈåíÌ - Yang indah menawan -
Bahir - ÈåíÑ - Yang berseri-seri -
Bahiuddin - ÈåÆ ÇáÏíä - kegemilangan agama -
Bahjan - ÈåÌÇä - Yang cemerlang - yang riang gembira
Bahjat - ÈåÌÉ - Kegemilangan - keindahan
Bahrani - ÈåÑÇäí - Kegemilanganku -
Bahri - ÈåÑí - Kegemilanganku - kelebihanku
Bahruddin - ÈåÑÇáÏíä - Kegemilangan agama. -
Bahzi - ÈåÒí - Pertahananku - pembelaku.
Baghawi - ÈÛæí - Nisbah -
Baidhawi - ÈíÖÇæí - Nisbah - putih
Baihaqi - ÈíåÞí - Nisbah. -
Bakri - ÈßÑí - Kesegeraanku - kemudaanku.
Bakhit - ÈÎíÊ - Yang bertuah. -
Baligh - ÈáíÛ - Yang fasih - yang petah.
Ballan - ÈáÇä - Rezeki - kebajikan.
Banim - Èäíä - Yang gigih dan bijak. -
Bariq - ÈÑíÞ - Sinaran - yang bergemerlapan.
Barra' - ÈÑÇÁ - Yang bersih - yang baik
Barzah - ÈÑÒå - Penjelmaan - nama sahabat.
Barzun - ÈÑÒæä - Yang utama - yang berani.
Basil - ÈÇÓíá - Yang berani -
Basir - ÈÕíÑ - Yang melihat - yang bijak.
Bari' - ÈÇÑíÚ - Yang tinggi dari segi ilmu dan kecantikan. -
Barudi - ÈÇÑæÏí - Nisbah - serbuk peluru.
Basri - ÈÕÑí - Penglihatanku -
Basti - ÈÓØí - Kelapanganku - kemurahan hatiku
Bassami - ÈÓÇãí - Yang senyum - nisbah.
Basysyar - ÈÔÇÑ - Pembawa berita gembira. -
Basyir - ÈÔíÑ - Penyampai berita gembira. -
Baunan - ÈæäÇä - Keistimewaan. -
Bauni - Èæäí - Keistimewaanku - kelebihanku.
Bazil - ÈÇÒíá - Yang bijak - yang pakar.
Bazli - ÈÒáí - Kebijaksanaanku - kepakaranku.
Bazilin - ÈÇÐáíä - Yang memberi sumbangan - yang membelanja.
Bilal - ÈáÇá - Air - kelembapan
Bisyrun - ÈÔÑæä - Berita gembira. -
Bisyarah - ÈÔÇÑå - Berita gembira. -
Benyamin - ÈäíÇãíä - Nama saudara Nabi Yusuf. -
Bukhari - ÈÎÇÑí - Nisbah. -
Bulqini - ÈáÞíäí - Nisbah. -
Buraidah - ÈÑíÏå - Nama sahabat - kesejukan
Burhan - ÈÑåä - Hujjah - bukti.
Burhani - ÈÑåÇäí - Hujjahku - buktiku.
Burhanuddin. - ÈÑåÇä ÇáÏíä - Hujjah agama. -
Busairi - ÈæÕíÑí - Nisbah. -
Abu samah - ÇÈæ ÇáÓãÍ - pemaaf -
Busrain - ÈÓÑíä - Kemekaran dan kesegaran. -
Bustani - ÈÓÊÇäí - Tamanku - nisbah.
Bajil - ÈÌá - Yang riang gembira. -
Bajil - ÈÌíá - Yang dihormati dan disanjungi. -
Badawi - ÈÏæí - Nisbah. -
Baghawi - ÈÛæí - Nisbah. -
Bistami - ÈÓÊÇãí - Nisbah. -
Dahlan - ÏÍáÇä - Nisbah. -
Dailami - Ïíáãí - Nisbah - askarku.
Damanhuri - - Nisbah -
Danial - ÏÇäíÇá - Nama nabi -
Dasuki - ÏÓæÞí - Nisbah - keindahanku
Daud - ÏÇæÏ - Nama Nabi. -
Daiyan - ÏíÇä - Hakim - pengira
Durrani - ÏÑÇäí - Mutiaraku. -
Durri - ÏÑí - Permata - mutiaraku.
Dalil - Ïáíá - Pemandu - penunjuk
Di'amah - ÏÚÇãå - Tiang - penyokong.
Dinie - Ïíäí - Agamaku -
Diniy - Ïíäí - Berkenaan agama -
Du'mi - ÏÚãí - sokonganku - yang kukuh
Dhiya' - ÖíÇÁ - Sinaran -
Dhiyauddin - ÖÈÇÁ ÇáÏíä - Sinaran agama -
Dhiyaulhaq - ÖíÇÁ ÇáÍÞ - Sinaran kebenaran -
Dhiyaurrahman - ÖíÇÁ ÇáÑÍãä - Sinaran (Allah) yang Pengasih -
Dhiyaul Islam - ÖíÇÁ ÇáÇÓáÇã - Sinaran Islam -
Dhabit - ÖÇÈØ - Yang kuat ingatan -
Dhamiri - ÖãíÑí - Hati kecilku -
Dhabti - ÖÈØí - Ingatanku - hafalanku
Fadhil - ÝÇÖá - Yang mulia -
Fadhli - ÝÖáí - Kelebihanku - ihsanku
Fadhuli - ÝÖæáí - Yang banyak berbuat ihsan -
Fadhlullah - ÝÖá Çááå - Kelebihan Allah -
Fahad - ÝåÏ - Harimau Bintang -
Fahim - Ýåíã - Yang faham -
Fahmi - Ýåãí - Kefahamanku -
Faid - ÝÇÆÏ - Yang tetap - yang berhasil
Faidhi - ÝíÖí - Kurniaanku -
Fayyadh - ÝíÇÖ - Pemurah - dermawan
Fayyah - ÝíÇÍ - Pemurah - dermawan
Faiq - ÝÇÆÞ - Yang tertinggi - yang utama
Faiz - ÝÇÆÒ - Yang berjaya -
Faisal - ÝíÕá - Penyelesaian - pemutus kata
Fakhri - ÝÎÑí - Kemegahanku -
Fakhruddin - ÝÎÑ ÇáÏíä - Kebanggaan agama -
Fakhrullah - ÝÎÑ Çááå - Kemegahan Allah -
Fakhrul Islam - ÝÎÑ ÇáÇÓáÇã - Kemegahan Islam -
Faqih - ÝÞíå - Yang alim - yang amat faham
Farahi - ÝÑÍí - Kegiranganku -
Farhan - ÝÑÍÇä - Yang girang gembira -
Farhat - ÝÑÍÇÊ - Kegirangan -
Farid - ÞÑíÏ - Yang tunggal - permata istimewa
Fariduddin - ÝÑíÏ ÇáÏíä - Permata - keistimewaan agama
Faris - ÝÇÑÓ - Yang alim - ahli firasat
Faruq - ÝÇÑæÞ - Pemisah - pembeza antara benar dan salah
Fathi - ÝÊÍí - Pembukaanku -
Fathuddin - ÝÊÍ ÇáÏíä - Pembukaan - kejayaan agama
Fathul Islam - ÝÊÍ ÇáÇÓáÇã - Pembukaan - kejayaan Islam
Fathullah - ÝÊÍ Çááå - Pembukaan - kemenangan Allah
Fathurrahman - ÝÊÍ ÇáÑÍãä - Pembukaan - kemenangan Allah yang maha pengasih
Fawwaz - ÝæÇÒ - Yang berjaya -
Fauzi - ÝæÒí - Kejayaanku -
Fida'iy - ÝÏÇÆì - Yang bekorban kerana perjuangan -
Fikri - ÝßÑí - Fikiranku -
Firdaus - ÝÑÏæÓ - Nama Syurga -
Fitri - ÝØÑí - Semulajadiku -
Fuad - ÝÄÇÏ - Hati/ jiwa -
Fudhail - ÝÖíá - Kelebihan - kemuliaan
Ghali - ÛÇáí - Yang mahal -
Ghalib - ÛÇáÈ - Yang menang -
Ghallab - ÛÇáÇÈ - Yang selalu menang -
Ghanim - ÛÇäã - Yang becakap perkara baik - yang mencapai kejayaan
Ghanimi - ÛÇäãí - kejayaanku -
Ghassan - ÛÓÇä - Kecantikan dan kelembutan remaja -
Ghassani - ÛÓÇäí - Yang cantik dan muda -
Ghaus - ÛæË - Pertolongan -
Ghausi - ÛæËí - Pertolonganku - pembelaanku
Ghazali - ÛÒÇáí - Nisbah - pelandukku
Ghazlan - ÛÒáÇä - Tenunan -
Ghazi - ÛÇÒí - Pejuang -
Ghailan - ÛíáÇä - Nama sahabat - air yang mengalir dimuka bumi
Ghulwani - ÛáæÇäí - Keremajaaan dan kecergasan -
Ghurran - ÛÑÇä - Yang mulia - yang berseri
Ghurar - ÛÑÇÑ - Kegemilangan - keserian
Habib - ÍÈíÈ - Kekasih -
Habri - ÍÈÑí - Kegembiraanku - nikmatku
Hadi - åÇÏí - Yang memimpin - yang tenang
Hadhri - ÍÖÑí - Yang maju - yang bertamadun
Hafiy - ÍÝí - Yang memuliakan -
Hafiz - ÍÇÝÙ - Penjaga - pemelihara
Hafizuddin - ÍÝíÙ ÇáÏíä - Pemelihara agama -
Hakam - Íßã - Pengadil - yang menghukum
Hakim - Íßíã - Yang bijaksana -
Hajjaj - ÍÌÇÌ - Pelawat - penziarah
Hamadah - ÍãÇÏå - Kepujian] -
Hamdan - ÍãÏÇä - Kepujiaan -
Hamdani - ÍãÏÇäí - Kepujianku -
Hamdi - ÍãÏí - Pujianku -
Hammad - ÍãÇÏ - Yang banyak memuji -
Hamid - ÍÇãÏ - Yang memuji -
Hamud - ÍãæÏ - Yang banyak memuji -
Hami - ÍÇãí - Yang melindungi - yang mempertahankan
Hamiduddin - ÍãíÏ ÇáÏíä - Pemuji agama -
Hamim - Íãíã - Teman karib -
Hamimi - Íãíãí - Teman karibku -
Hamiz - ÌãíÒ - Yang cerdik - kuat tampan
Hamizan - ÍãíÒÇä - Yang cerdik - kuat tampan
Hamzah - ÍãÒÉ - Kebijaksanaan -
Hamzi - ÍãÒí - Ketegasanku -
Hanafi - ÍäÝí - Kelurusanku - mazhab hanafi
Hanani - ÍäÇäí - Kasih sayangku -
Hani - åÇäí - Yang seronok - tenang mudah
Hannan - ÍäÇä - Yang penyayang - yang lembut hati
Hanif - ÍäíÝ - Yang lurus yang berpegang kepada ajaran Islam -
Hanin - Íäíä - Kerinduan -
Hanini - Íäíäí - Kerinduanku -
Hanis - ÍäíÓ - Yang warak - yang bertaqwa
Hanun - Íäæä - Yang penyayang - yang lembut hati
Haidhar - ÍíÖÑ - Yang berani - singa.
Haikal - åíßá - Kesuburan - pokok yang besar dan subur.
Haiwah - Ííæå - Kehidupan. -
Hariri - ÍÑíÑì - Sutraku - nisbah.
Haris - ÍÇÑÓ - Pengawal - pemelihara.
Harith - ÍÇÑË - Yang kuat - yang berusaha.
Harithah - ÍÇÑËå - Yang faham - pengkaji.
Hariz - ÍÇÑÒ - Pemelihara - penyimpan
Harun - åÇÑæä - Nama Nabi. -
Hasan - ÍÓä - Yang indah - yang baik
Hasanain - ÍÓäíä - Dua kebaikan. -
Hasbi - ÍÓÈì - Yang mencukupi - memadai bagiku.
Hasbullah - ÍÓÈ Çááå - Jaminan Allah - Pencukupan dari Allah.
Hasib - ÍÓíÈ - Yang berketurunan mulia. -
Hasif - ÍÕíÝ - Yang bijak / pintar - yang baik budibicara.
Adam - ÇÏã - ikutan -
Hasnun - ÍÓäæä - Yang baik. -
Hassan - ÍÓÇä - Yang cantik - yang baik.
Hasuna - ÍÓæäå - Yang cantik - yang baik.
Hasyiem - ÍÔíã - Yang bermaruah - pemalu.
Hasyim - åÇÔã - Pemurah - yang suka menjamu orang.
Hatadi - ÍÊÏì - Keaslianku - keturunanku.
Hatim - ÍÇÊã - Pemutus - penentu.
Hayyan - ÍíÇä - Yang hidup. -
Haziq - ÍÇÐÞ - Yang cerdik / pandai. -
Hazlami - ÍÐáãì - Ketangkasanku - kecepatanku.
Hazim - ÍÇÒã - Yang tegas - yang cermat
Hazman - ÍÒãÇä - Yang tegas - yang cermat
Hazmi - ÍÒãí - Ketegasanku - cermatku
Hazwan - ÍÐæÇä - Pemberian - kepatuhan
Hibatullah - åÈÉ Çááå - Pemberian Allah -
Hibban - ÍÈÇä - Yang dikasihi - Pengasih
Hibri - ÍÈÑí - Keindahanku - kecantikanku
Hidayatullah - åÏÇíÉ Çááå - Pertunjuk Allah -
Hilal - åáÇá - Bulan sabit -
Hidayat - åÏÇíÊ - Pertunjuk -
Hilali - åáÇáí - Bulan sabitku -
Hijan - åÌÇä - Yang mulia - yang berketurunan mulia
Hijazi - ÍÌÇÒí - Nisbah - tali pengikat
Hikmat - ÍßãÊ - Hikmat -
Hilman - ÍáãÇä - Kesopanan - kesabaran
Hilmi - Íáãí - Kesopanan - kesabaranku
Hisyam - åÔÇã - Kemurahan hati -
Hisyamuddin - åÔÇã ÇáÏíä - Kemurahan agama -
Hud - åæÏ - Nama Nabi -
Hulwan - ÍáæÇä - Kebajikan - balasan upah
Humaidi - ÍãíÏí - Kepujianku -
Husain - ÍÓíä - Yang cantik - yang elok
Husain - ÍÕíä - Benteng pertahanan -
Husaini - ÍÓíäí - Kebaikanku - kecantikanku
Huzaifah - ÍÐíÝÉ - Nama sahabat - pukulan lemparan
Humam - åãÇã - Yang mulia - pahlawan berani
Ibrahim - ÇÈÑÇåíã - Nama Nabi -
Ibtisam - ÇÈÊÓÇã - Senyuman -
Idraki - ÇÏÑÇßí - Kefahamanku -
Idris - ÇÏÑíÓ - Nama Nabi -
Ihsan - ÇÍÓÇä - Kebaikan -
Ijlal - ÇÌáÇá - Penghormatan - kekuatan
Ikhwan - ÇÎæÇä - saudara -
Ikhtiaruddin - ÇÎÊíÇÑ ÇáÏíä - Pilihan agama -
Ilmam - ÇáãÇã - Pengetahuan -
Ilyas - ÇáíÇÓ - Nama Nabi -
Ilyasa' - ÇáíÓÚ - Nama Nabi -
Ikhtiari - ÇÎÊíÇÑí - Pilihanku -
Iqbal - ÇÞÈÇá - Kunjungan - Tampilan
Irsyad - ÇÑÔÇÏ - Petunjuk -
Irsyaduddin - ÇÑÔÇÏ ÇáÏíä - Petunjuk agama -
Ishak - ÇÓÍÇÞ - Nama Nabi -
Iskandar - ÇÓßäÏÑ - Nama seorang raja -
Islam - ÇÓáÇã - Penyerahan -
Ismail - ÇÓãÇÚíá - Nama Nabi -
Iyad - ÇíÇÏ - Sokongan - kekuatan
Iyas - ÇíÇÓ - Yang mengecewakan lawan - pemberian
Iylia' - ÇíáíÇÁ - Nama Nabi -
Insyirah - ÇäÔÑÇÍ - Kelegaan - kelapangan
Izdiyad - ÇÒÏíÇÏ - Pertambahan -
Izdihar - ÇÒÏåÇÑ - Perkembangan - kemajuan
Iffat - ÚÝÊ - Maruah - Kehormatan diri
Isam - ÚÕÇã - Pemeliharaan - perjanjian
Iz'aan - ÇÐÚÇä - Kepatuhan -
Iffat - ÚÝÊ - Maruah - kehormatan diri
Ifwat - ÚÝæÊ - Yang terbaik -
Ikrimah - ÚßÑãå - Nama Nabi -
Adabi - ÇÏÈí - kesopananku -
Isamuddin - ÚÕÇã ÇáÏíä - Pemeliharaan - Pegangan agama
'Imadi - ÚãÇÏí - Sokonganku -
'Imaduddin - ÚãÇÏ ÇáÏíä - Tiang agama -
'Imran - ÚãÑÇä - Kemajuan - pembangunan
'Irfan - ÚÑÝÇä - Perkenalan - pengakuan
Ismat - ÚÕãÊ - Pemeliharaan - berdaya menjauhkan diri dari maksiat
'Iyadh - 򒂅 - Gantian - Pengganti
'Iwadh - ÚæÖ - Gantian - Pengganti
'Izzat - ÚÒÊ - Kemuliaan dan kekuatan agama -
'Izzuddin - ÚÒ ÇáÏíä - Kemuliaan dan kekuatan agama -
'Izzul Islam - ÚÒ ÇáÇÓáÇã - Kemuliaan dan kekuatan Islam -
Ja'afar - ÌÚÝÑ - Anak sungai -
Jabir - ÌÇÈÑ - Yang berkeadaan baik - yang melegakan hati
Jabran - ÌÈÑÇä - Pengganti - pembetul
Jabrullah - ÌÈÑ Çááå - Pertolongan Allah -
Jabri - ÌÈÑí - Pertolonganku - keredhaanku
Jafni - ÌÝäí - Kawalanku dari kejahatan -
Jailam - Ìíáã - Bulan purnama -
Jailani - ÌíáÇäí - Nisbah -
Jalal - ÌáÇá - Kermuliaan - keagungan
Jalaluddin - ÌáÇá ÇáÏíä - Kebesaran dan kemuliaan agama -
Jalaa' - ÌáÇÁ - Keterangan kelegaan -
Jali - Ìáí - Yang terang yang nyata -
Jamal - ÌãÇá - Kecantikan -
Jamali - ÌãÇáí - Kecantikanku -
Jamaluddin - ÌãÇá ÇáÏíä - Keindahan agama -
Jamalullail - ÌãÇá Çááíá - Keindahan malam -
Jamil - Ìãíá - Yang cantik -
Jamri - ÌãÑí - Perhimpunanku -
Jarir - ÌÑíÑ - Yang menarik - yang memandu
Jaudat - ÌæÏÊ - Kebaikan - keelokkan
Jauhar - ÌæåÑ - Permata -
Jauhari - ÌæåÑí - Permataku -
Jauzi - ÌæÒí - Nisbah -
Jawad - ÌæÇÏ - Pemurah - dermawan
Jilani - ÌíáÇäí - Persiaranku -
Jiwari - ÌæÇÑí - Jaminanku - keamananku
Jauni - Ìæäí - Putih - siang
Jazil - ÌÒíá - Yang besar - yang banyak
Jazli - ÌÒáí - Yang fasih -
Jubair - ÌÈíÑ - Pertolongan - keredhaan
Juwaini - Ìæíäí - Siang - putih
Jufri - ÌÝÑí - Keluasan - yang ditengah
Juma'at - ÌãÚÉ - Hari Jumaat -
Juman - ÌãÇä - Mutiara -
Jumani - ÌãÇäí - Mutiaraku -
Junaid - ÌäíÏ - Askar - negeri
Junaidi - ÌäíÏí - Perajuritku - negeriku
Jurjani - ÌÑÌÇäí - Nisbah -
Juwaidi - ÌæíÏí - Keelokanku -
Jad - ÌÇÏ - Yang bersungguh-sungguh -
Jadulhaq - ÌÇÏ ÇáÍÞ - Jalan kebenaran -
Jazlan - ÌÐáÇä - Yang riang gembira -
Jazali - ÌÐáí - Kerianganku -
Jazuli - ÌÒæáí - Pembesar - nisbah
Jahid - ÌÇåÏ - Yang berusaha - yang bersungguh-sungguh
Jahir - ÌåíÑ - Yang cantik - yang bersuara lantang
Jihad - ÌåÇÏ - Perjuangan kerana mempertahankan agama -
Kalmani - ßáãÇäí - Yang fasih - yang baik percakapannya
Kailani - ßíáÇäí - Nisbah -
Kaisan - ßíÓÇä - Yang bijak -
Kamal - ßãÇá - Kesempurnaan -
Kamaluddin - ßãÇá ÇáÏíä - Kesempurnaan agama -
Kamil - ßÇãá - Yang sempurna -
Kauthar - ßæËÑ - Nikmat yang banyak -
Kazim - ßÇÙã - Yang menahan marah -
Kafil - ßÝíá - Penjamin -
Adhwa' - ÇÖæÇ - cahaya -
Karami - ßÑÇãí - Kemuliaanku -
Karim - ßÑíã - Yang mulia -
Kuram - ßÑÇã - yang mulia -
Khabir - ÎÈíÑ - Yang pakar yang berpengalaman -
Khair - 뒄 - Kebajikan - yang baik
Khairi - ÎíÑí - Kebaikanku -
Khairani - ÎíÑÇäí - kebaikanku - kebajikanku
Khairuddin - ÎíÑ ÇáÏíä - Sebaik-baik agama -
Khairulanam - ÎíÑ ÇáÇäÇã - sebaik-baik manusia -
Khairulanwar - ÎíÑ ÇáÇäæÇÑ - Sebaik-baik cahaya -
Khairuzzaman - ÎíÑ ÇáÒãÇä - Sebaik-baik masa -
Khalaf - ÎáÝ - Anak yang soleh -
Khaladi - ÎáÏí - akalku -
Khaldun - ÎáÏæä - Kekekalan -
Khalid - ÎÇáÏ - Yang kekal -
Khalifah - ÎáíÝÉ - Wakil. Pengganti -
Khalil - Îáíá - Sahabat yang khusus - yang istimewa
Khalis - ÎÇáÕ - Yang bersih - suci
Khamis - ÎãíÓ - Hari Khamis -
Khattab - ÎØÇÈ - Yang banyak berpidato -
Khatib - ÎØíÈ - Pemidato - pensyarah
Khuldi - ÎáÏí - Kekekalanku -
Khumaini - Îãíäí - Nisbah - ramalan
Khuwailid - ÎæíáÏ - Yang kekal -
Khuwarizmi - ÎæÇÑÒãí - Nisbah -
Qabus - ÞÇÈæÓ - Yang kacak -
Qamari - ÞãÑí - Bulanku -
Qamaruddin - ÞãÑ ÇáÏíä - Bulan agama -
Qamarul Arifin - ÞãÑ ÇáÚÇÑÝíä - Bulan orang 'arif -
Qamaruzzaman - ÞãÑ ÇáÒãÇä - Bulan masa -
Qamarul Islam - ÞãÑ ÇáÇÓáÇã - Bulan Islam -
Qandil - ÝäÏíá - Pelita -
Qairawani - ÞíÑæÇäí - Nisbah -
Qasim - ÞÇÓã - Pembahagi - peneliti
Qasiem - ÞÓíã - Yang cantik -
Qastalani - ÞÓØáÇäí - Nisbah -
Qarar - ÞÑÇÑ - Ketetapan - asas
Qatadah - ÞÊÇÏå - Nama sahabat -
Qawiem - Þæíã - Yang lurus -
Qiwamuddin - ÞæÇã ÇáÏíä - Asas agama -
Qurtubi - ÞÑØÈí - Nisbah -
Qusyairi - ÞÔíÑí - Nisbah - hujan
Qutaibah - ÝÊíÈå - Nama Tabi'e -
Qutub - ÞØÈ - Ketua - asas
Qutbuddin - ÞØÈ ÇáÏíä - Asas agama -
Qutbul Islam - ÝØÈ ÇáÇÓáÇã - Asas Islam -
Qutbi - ÞØÈí - Ketuaku - asasku
Labib - áÈíÈ - Yang cerdik - yang berakal
Labiq - áÈÞ - Yang cerdik dan bersopan -
Lam'aani - áãÚÇäí - Kegemilanganku -
Latif - áØíÝ - Yang lemah lembut - yang bersopan
Lubab - áÈÇÈ - Pilihan yang bersih -
Lujaini - áÌíäí - Perak - keputih-putihan
Lutfi - áØÝí - lemah lembutku - kesopananku
Liwauddin - áæÇÁ ÇáÏÈä - Panji agama -
Liwaunnasri - áæÇÁ ÇáäÕÑ - Panji kemenangan -
Luqman - áÞãÇä - Nama Nabi -
Lut - áæØ - Nama Nabi -
Ma'mun - ãÇÁãæä - Yang aman -
Ma'an - ãÚä - Yang mudah -
Ma'sum - ãÚÕæã - Yang terpelihara -
Mabrur - ãÈÑæÑ - Yang berkebajikan -
Qutbuddin - ÞØÈ ÇáÏíä - Asas agama. -
Qutbul Islam - ÞØÈ ÇáÇÓáÇã - Asas Islam. -
Qutbi - ÞØÈí - Ketuaku - asasku.
Labib - áÈíÈ - Yang cerdik - yang berakal
Labiq - áÈÞ - Yang cerdik dan bersopan santun. -
Lam'aani - áãÚÇäí - Kegemilanganku - gemerlapanku.
Adib - ÇÏíÈ - yang berpengetahuan -
Latif - áØíÝ - Yang lemah lembut - yang bersopan.
Lubab - áÈÇÈ - Pilihan yang bersih. -
Lujaini - áÌíäí - Perak - keputih-putihan.
Lutfi - áØÝí - Lemah lembutku - kesopananku.
Liwauddin - áæÇÁ ÇáÏíä - Panji agama. -
Liwaul Islam - áæÇÁ ÇáÇÓáÇã - Panji Islam. -
Liwaunnasri - áæÇÁ ÇáäÕÑ - Panji kemenangan. -
Luqman - áÞãÇä - Nama Nabi. -
Lut - áæØ - Nama Nabi. -
Ma'mun - ãÇÁãæä - Yang aman. -
Ma'an - ãÚä - Yang mudah. -
Ma'sum - ãÚÕæã - Yang terpelihara. -
Mahir - ãÇåÑ - Mahir - bijak
Mabrur - ãÈÑæÑ - Yang berkebajikan. -
Maddah - ãÏÇÍ - Yang banyak memuji. -
Madhi - ãÏÍí - Pujianku. -
Mahdhar - ãÍÖÑ - Hal menyebut kebaikan orang lain di belakangnya. -
Mahadhir - ãÍÇÖÑ - Hal menyebut kebaikan orang lain di belakangnya. -
Mahdi - ãåÏí - Yang dipimpin - yang beroleh hidayat.
Mahlam - ãÍáã - Kesopanan -
Mahmud - ãÍãæÏ - Yang terpuji. -
Mahfuz - ãÍÝæÙ - Yang terpelihara. -
Maisarah - ãíÓÑå - Kesenangan - kekayaan.
Maisur - ãíÓæÑ - Yang senang. -
Maimun - ãíãæä - Yang diberkati. -
Majdi - ãÌÏí - Kemuliaanku - kebesaranku.
Makram - ãßÑã - Yang mulia. -
Makhzumi - ãÎÒæãí - Nisbah. -
Makhluf - ãÎáæÝ - Yang diberi gantian. -
Mamduh - ããÏæÍ - Yang terpuji. -
Manaf - ãäÇÝ - Ketinggianku - kenaikan.
Mannan - ãäÇä - Pemurah. -
Mandub - ãäÏæÈ - Wakil. -
Mansur - ãäÕæÑ - Yang menang - yang mendapat pertolongan.
Marami - ãÑÇãí - Cita-citaku - keinginanku
Masrur - ãÓÑæÑ - Yang gembira -
Mifdhal - ãÝÖÇá - Yang amat mulia. -
Mar'ie - ãÑÚí - Yang terpelihara - yang terkawal.
Maududi - ãæÏæÏí - Yang dikasihi -
Mawardi - ãÇæÑÏí - Air mawarku -
Masyhur - ãÔåæÑ - Yang terkenal -
Munajat - ãäÇÌÇÊ - Bisikan doa -
Munaji - ãäÇÌí - Yang berdoa -
Munawwar - ãäæÑ - Yang bercahaya -
Munib - ãäíÈ - Yang bertaubat -
Misbah Munir - ãÕÈÇÍ ÇáãäíÑ - Pelita yang menyinari. -
Munir - ãäíÑ - Yang menerangi -
Munjid - ãäÌÏ - Yang memberi pertolongan - penyahut seruan
Mit'aa' - ãÚØÇÁ - Dermawan. -
Miqdam - ãÞÏÇã - Yang berani. -
Muntakhab - ãäÊÎÈ - Yang dipilih - yang dilantik
Munzir - ãäÐÑ - Yang memberi ingatan - amaran
Mu'ammar - ãÚãÑ - Yang panjang umur -
Murad - ãÑÇÏ - Yang diingini - yang dikehendaki
Murtadha - ãÑÊÖì - Yang redha -
Mu'az - ãÚÇÐ - Yang dilindungi - nama sahabat.
Musa - ãæÓì - Nama Nabi -
Mubarak - ãÈÇÑß - Yang diberkati. -
Musaiyar - ãÓíÑ - Yang dikendalikan oleh Allah -
Muslih - ãÕáÍ - Yang memulihkan - yang memperbaiki
Mubin - ãÈíä - Yang nyata - yang terang.
Muslihin - ãÕáÍíä - Yang memulihkan - yang memperbaiki
Muslihuddin - ãÕáÍ ÇáÏíä - Pemulih agama -
Mudrikah - ãÏÑßÉ - Yang kuat kefahamannya. -
Muslim - ãÓáã - Yang menyerah diri kepada Allah -
Mustafa - ãÕØÝì - Yang terpilih -
Mustanir - ãÓÊäíÑ - Yang bersinar -
Mustaqim - ãÓÊÞíã - Yang lurus -
Mutammim - ãÊãã - Yang menyempurnakan -
Mutie' - ãØíÚí - Yang taat -
Muhaimin - ãåíãä - Yang berkuasa - yang memelihara dan mengawal.
Mutawalli - ãÊæáí - Yang mengurus - yang mengendali
Muhammad - ãÍãÏ - Yang terpuji. -
Muttalib - ãØáÈ - Yang menuntut dari masa kesemasa -
Muzhaffar - ãÙÝÑ - Yang beroleh kemenangan -
Muharram - ãÍÑã - Bulan Muharram. -
Muhsan - ãÍÕä - Yang terpelihara kehormatannya. -
Nasri - äÕÑí - Pertolonganku -
Nasruddin - äÕÑ ÇáÏíä - Pertolongan Agama -
Muhsin - ãÍÓä - Yang membuat kebaikan dan ihsan. -
Nasrullah - äÕÑ Çááå - Pertolongan Allah -
Nasrun - äÕÑæä - Pertolongan -
Muhtaram - ãÍÊÑã - Yang dihormati. -
Nasrulhaq - äÕÑ ÇáÍÞ - Pertolongan kebenaran -
Nawawi - äææí - Nisbah -
Nasyit - äÔíØ - Yang cergas -
Muhajir - ãåÇÌÑ - Yang berhijrah. -
Nawi - äÇæí - Ketua -
Naufal - äæÝá - Pemurah - dermawan
Nasyat - äÔÇØ - Kecergasan -
Nazih - äÒíå - Yang bersih - yang suci
Nazim - äÇÙã - Penyajak -
Nazmi - äÙãí - Keindahanku - bintangku
Muhibbuddin - ãÍÈ ÇáÏíä - Pencinta agama. -
Nikmat - äÚãÉ - Nikmat -
Nikmatullah - äÚãÉ Çááå - Nikmat Allah -
Nizamuddin - äÙÇã ÇáÏíä - Peraturan agama -
Nizar - äÒÇÑ - Yang memerintah -
Nu'aim - äÚíã - nikmat -
Nufail - äÝíá - Pemberian - hadiah
Mujahid - ãÌÇåÏ - Pejuang yang berhijra -
Nujaid - äÌíÏ - Keberanian -
Nu'man - äÚãÇä - Kebaikan - kenikmatan
Nuri - äæÑí - Cahayaku -
Nuruddin - äæÑ ÇáÏíä - Cahaya agama -
Nurulhaq - äæÑÇáÍÞ - Cahaya kebenaran -
Nurul Islam - äæÑ ÇáÇÓáÇã - Cahaya Islam -
Nur Hidayat - äæÑ ÇáåÏÇíÉ - Cahaya petunjuk -
Nabih - äÈíå - Yang cerdas - yang masyhur
Nabil - äÈíá - Yang cerdik - yang mulia
Nadawi - äÏæí - Nisbah] -
Nadhir - äÖíÑ - Yang berseri-seri -
Nadiy - äÏí - Pemurah -
Nadzir - äÇÙÑ - Pegawai - pemeriksa
Nafie' - äÇÝÚ - Yang bermanfaat -
Nafis - äÝíÓ - Yang bernilai -
Nuh - äæÍ - Nama Nabi -
Nujaid - äÌíÏ - Keberanian - bantuan.
Muhtaram - ãÍÊÑÇã - Yang dihormati -
Muhibbuddin - ãÍÈ ÇáÏíä - Pencinta agama -
Mujahid - ãÌÇåÏ - Pejuang berjihad kerana agama -
Mujtaba - ãÌÊÈì - Yang terpilih -
Mujtahid - ãÌÊåÏ - Yang tekun dan rajin -
Mujibuddin - ãÌíÈ ÇáÏíä - Penyahut seruan agama -
Mujibur Rahman - ãÌíÈ ÇáÑÍãä - Penyahut seruan Allah Yang Maha Pengasih -
Mui'nuddin - ãÚíä ÇáÏíä - Pembela agama -
Mui'zuddin - ãÚÒ ÇáÏíä - Yang memuliakan agama -
Mukahhal - ãßÍá - Yang cantik -
Mukhtar - ãÎÊÇÑ - Yang terpilih - yang memilih
Omar - ÚãÑ - Yang memakmurkan - yang mendiami
Onn - Úæä - Pertolongan - bantuan
Othman - ÚËãÇä - Yang tekun - nama Sahabat
Rabbani - ÑÈÇäí - yang arif dan soleh -
Radhi - ÑÇÖí - Yang rela - yang redha
Ra'fat - ÑÇÁÝÊ - Belas kasihan -
Rafi' - ÑÇÝÚ - Yang meninggikan -
Rafid - ÑÇÝÏ - Pembantu - pemberi
Rafie' - ÑÝíÚ - Yang tinggi - dan mulia
Rafiq - ÑÝíÞ - Teman -
Rafi'uddin - ÑÝíÚ ÇáÏíä - Penjulang agama -
Rahimi - ÑÍíãí - Kesayanganku -
Rahmat - ÑÍãÊ - Rahmat - belas kasihan
Raid - ÑÇÆÏ - Ketua - pemandu
Raimi - Ñíãí - Kelebihanku -
Rais - ÑÆíÓ - Ketua -
Raiyan - ÑíÇä - Yang puas - yang tidak dahaga
Rajab - ÑÌÈ - Bulan Rejab -
Rajaie - ÑÌÇÆí - Harapanku -
Rajaa' - ÑÌÇÁ - Harapan -
Raji - ÑÇÌí - Yang mengharap -
Rakin - Ñßíä - yang bersopan dan berfikiran wajar -
Ramadhan - ÑãÖÇä - Bulan Ramadhan -
Ramli - Ñãáí - Penghalusanku - ketelitianku
Ramzi - ÑãÒí - Lambangku -
Rasin - ÑÕíä - Yang wajar - yang kukuh
Rasmi - ÑÓãí - Lukisanku - yang rasmi
Rasyad - ÑÔÇÏ - Pertunjuk -
Rasydan - ÑÔÏÇä - Pertunjuk -
Rasyid - ÑÔíÏ - Yang mendapat petunjuk dan yang lurus -
Rawi - Ñæí - Yang sihat akal dan badan -
Rawiyani - ÑæíÇäí - Keindahanku -
Razi - ÑÇÒí - Nisbah -
Razin - ÑÒíä - Yang tenang yang wajar - yang sopan
Ridha - ÑÖÇ - Keredhaan -
Ridhauddin - ÑÖÇÁ ÇáÏíä - Keredhaan agama -
Ridhwan - ÑÖæÇä - Keredhaan -
Rif'at - ÑÝÚÉ - Kemuliaan - ketinggian darjat
Rifa'at - ÑÝÇÚÉ - Kemuliaan - ketinggian darjat
Rifa'ie - ÑÝÇÚí - Yang tinggi darjah - yang mulia
Rifaa' - ÑÝÇÁ - Persetujuan -
Rifaie - ÑÝÇÆì - Persetujuanku - kesesuaianku
Rifdi - ÑÝÏí - Pertolonganku - Pemberianku
Riyadh - ÑíÇÖ - Taman - kebun
Rukaini - Ñßíäí - Kekuatanku - ketahananku
Ruknuddin - Ñßä ÇáÏíä - Tiang - ketahanan agama
Ruslan - ÑÓáÇ - Utusan -
Rusli - ÑÓáí - Utusanku -
Rusydi - ÑÔÏí - Kecerdikanku - kelurusanku
Rusyduddin - ÑÔÏ ÇáÏíä - Kelurusan agama - petunjuk
Ruzaini - ÑÒíäí - Tempat ketenteramanku -
Saad - ÓÚÏ - Kebahagiaan -
Sa'di - ÓÚÏí - Kebahagiaanku -
Sa'aduddin - ÓÚÏ ÇáÏíä - Kebahagiaan agama -
Sa'dan - ÓÚÏÇä - Kebahagiaan -
Sa'dun - ÓÚÏæä - Kebahagiaan -
Sabar - ÕÈÑ - Kesabaran -
Sabiq - ÓÇÈÞ - Yang terkemuka - yang mendahului
Sabir - ÕÇÈÑ - Yang sabar] -
Sabqi - ÓÈÞí - Pendahuluanku - keutamaanku
Sabran - ÕÈÑÇä - Yang sabar -
Sabur - ÕÈæÑ - Penyabar -
Sadad - ÓÏÇÏ - Kelurusan - ketetapan
Sadari - ÕÏÇÑí - Kepimpinanku - kemajuanku
Sadat - ÓÇÏÇÊ - Ketua - pemimpin
Sadid - ÓÏíÏ - Yang lurus - yang tepat
Sadiduddin - ÓÏíÏ ÇáÏíä - Kelurusan agama -
Sadiq - ÕÇÏÞ - Yang berkata benar -
Sadiy - ÓÏí - Yang baik hati - yang berbudi
Sadruddin - ÕÏÑ ÇáÏíä - Pemimpin agama -
Safiy - ÕÝí - Sahabat yang ikhlas -
Safiuddin - ÕÝí ÇáÏíä - Kesucian agama -
Safwan - ÕÝæÇä - Yang bersih yang ikhlas -
Safwat - ÕÝæÉ - Kebersihan - keikhlasan
Sahal - Óåá - Yang mudah - yang senang
Sahlan - ÓåáÇä - Yang mudah - yang senang
Sahli - Óåáí - Kemudahanku -
Saib - ÕÇÆÈ - Yang betul -
Sa'id - ÓÚíÏ - Yang bahagia -
Sayyid - ÓíÏ - Ketua - pemimpin
Sayyidi - ÓíÏí - Ketuaku -
Sa'idun - ÓÚíÏæä - Yang bahagia -
Saifuddin - ÓíÝ ÇáÏíä - Pedang agama -
saiful Islam - ÓíÝ ÇáÇÓáÇã - Pedang Islam -
Saifullah - ÓíÝ Çááå - Pedang Allah -
Sakan - Óßä - Keberkatan - rahmat
Sakani - Óßäí - Keberkatanku - rahmatku
Sakhawi - ÓÎÇæí - Kemurahan hati - nisbah
Salahuddin - ÕáÇÍ ÇáÏíä - Kebaikan agama -
Salam - ÓáÇã - kesejahteraan -
Salamat - ÓáÇãÉ - Kesejahteraan -
Sali - ÓÇáí - Penghibur -
Salih - ðÇáÍ - Yang baik -
Salihin - ÕÇáÍíä - Yang baik -
Salim - ÓÇáã - Yang sejahtera -
Salman - ÓáãÇä - Yang sejahtera - yang selamat
Samahat - ÓãÇÍÉ - Kemaafan - kebaikan hati
Sam'aan - ÓãÚÇä - Pendengtaran -
Sami - ÓÇãí - Yang Tinggi - yang mulia
Samih - ÓãíÍ - Pemaaf - yang baik hati
Samir - ÓãíÑ - Rakan mesra -
Sam'oun - ÓãÚæä - Pendengaran -
Sanad - ÓäÏ - Sandaran - tempat bergantung
Sanhaji - ÕäåÇÌí - nisbah -
Sanim - Óäíã - Yang tinggi darjat -
Saniy - Óäí - Yang tinggi kedudukannya -
Sanusi - ÓäæÓí - Nisbah -
Sarkhawi - ÓÑÎÓí - Nisbah -
Sariy - ÓÑí - Yang pemurah lagi mulia -
Sariyan - ÓÑíÇä - Yang pemurah lagi mulia -
Sa'atari - ÓÚÊÑí - Yang mulia - yang berani
Sa'ud - ÓÚæÏ - Yang bahagia -
Sayuti - ÓíæØí - Nisbah -
Siddiq - ÕÏíÞ - Yang membenarkan -
Sidqi - ÕÏÞí - Kebenaranku -
Silmi - Óáãí - Kedamaiaanku -
Sima - ÓíãÇ - Tanda - gaya
Simia - ÓíãíÇÁ - Tanda - keindahan
Sinwan - ÕäæÇä - Kembar -
Siraj - ÓÑÇÌ - Pelita -
Sirajuddin - ÓÑÇÌ ÇáÏíä - Pelita agama -
Sirhan - ÓÑÍÇä - Berani -
Sirin - ÓíÑíä - Nama seorang Tabi'e -
Su'aidi - ÓÚíÏí - Kebahagiaanku -
Subaih - ÕÈíÍ - Subuh -
Subhi - ÕÈÍí - Subuhku -
Subuki - ÓÈßí - Nisbah] -
Sufi - ÕæÝí - Ahli Tasawwuf -
Sufyan - ÓÝíÇä - Nama sahabat - debu tanah
Suhaib - ÕåíÈ - Putih kemerahan - nama sahabat
Suhail - Óåíá - Senang - mudah
Suhaili - Óåíáí - Kemudahanku -
Suhair - ÓåíÑ - Yang berjaga -
Suhaimi - ÓÍíãí - Nisbah - kehitaman
Sulaim - Óáíã - Yang sejahtera -
Sulaiman - ÓáíãÇä - Nama Nabi - yang sejahtera
Sulaimi - Óáíãí - Kesejahteraanku -
Sulhi - ÕáÍí - Kedamaianku -
Sumsuman - ÓãÓãÇä - Yang lemah lembut -
Sulwan - ÓáæÇä - Ketenteraman - kelegaan
Sururi - ÓÑæÑí - kegembiraanku -
Suwadi - ÓæÇÏí - Rahsiaku -
Sya'rani - ÔÚÑÇäí - Nisbah -
Sya'ban - ÔÚÈÇä - Bulan Sya'ban -
Syabil - ÔÇÈá - Yang besar dalam kesenangan -
Syadad - ÔÏÇÏ - Yang perkasa -
Syafa'at - ÔÝÇÚÉ - Pembelaan - pertolongan
Syafi'ie - ÔÇÝÚí - Pembelaku - nisbah
Syafiq - ÔÝíÞ - Penyayang -
Syahamah - ÔåÇãå - Kemuliaan - kebijaksanaan
Syahmi - Ôåãí - Yang mulia - yang bijak
Syahir - ÔåíÑ - Yang masyhur -
Syahiran - ÔåíÑÇä - Yang terkenal -
Syahin - ÔÇåíä - Tiang neraca -
Syahrastani - ÔåÑÓÊÇäí - Nisbah -
Syakir - ÔÇßÑ - Pengenang budi - yang bersyukur
Syamim - Ôãíã - Keharuman -
Syamsuddin - ÔãÓ ÇáÏíä - Matahari agama -
Syamsuzzaman - ÔãÓ ÇáÒãÇä - Matahari masa -
Syamsi - ÔãÓí - Matahariku -
Syaraf - ÔÑÝ - Kemuliaan -
Syarafuddin - ÔÑÝ ÇáÏíä - Kemuliaan agama -
syarbini - ÔÑÈíäí - Nisbah -
Syarif - ÔÑíÝ - Yang mulia -
Syarifuddin - ÔÑÈÝ ÇáÏíä - Yang mulia agama -
Sya'rawi - ÔÚÑÇæí - Nisbah -
Syarqawi - ÔÑÞÇæí - Nisbah kepada Timur -
Syatbi - ÔØÈí - Yang tinggi - yang cantik
Syatibi - ÔÇØÈí - Nisbah yang cantik -
Syukani - ÔæßÇäí - Nisbah kekuatan -
Syaukat - ÔæßÊ - Kekuatan -
Syawal - ÔæÇá - Bulan syawal -
Syazali - ÔÇÐÇáí - Nisbah -
Syazani - ÔÒäí - Kecergasanku -
Syazwan - ÔÐæä - Harum kasturi -
Syazwi - ÔÐæí - keharumanku -
Syimir -  - Yang bertekad -
Syirazi - ÔíÑÇÒ - Nisbah kepada Syiraz -
Syibli - ÔÈáí - Nisbah anak singa -
Syihabuddin - ÔåÇÈ ÇáÏíä - Bintang agama -
Syinnawi - ÔäÇæí - Nisbah -
Syu'aib - ÔÚíÈ - Nama Nabi -
Syu'bah - ÔÚÈå - Nama sahabat - cabang
Syubrawi - ÔÈÑÇæí - Nisbah -
Syukur - ÔßæÑ - Kesyukuran -
Syuraih - ÔÑíÍ - Kelegaan - kelapangan
Syukri - ÔßÑí - Kesyukuranku -
Syuhrabil - ÔÑÍÈíá - Nama Sahabat -
Syuwari - ÔæÇÑí - Kecantikanku - perhiasanku
Tabani - ÊÈäí - Kebijaksanaanku -
Tabarani - ØÈÑÇäí - Nisbah -
Tabari - ØÈÑí - Nisbah -
Tabin - ÊÈä - Yang cerdik -
Taha - Øå - Nama Nabi -
Tahawi - ØÍÇæí - Nisbah -
Tahir - ØÇåÑ - Yang bersih -
Taib - ØíÈ - Yang baik -
Taimiyah - Êíãíå - Nisbah -
Tajuddin - ÊÇÌ ÇáÏíä - Mahkota agama -
Tajuzzaman - ÊÇÌ ÇáÒãÇä - Mahkota masa -
Tal'at - ØáÚÊ - Ketinggian - pucuk
Talal - ØáÇá - Keindahan - kegembiraan
Talhah - ØáÍÉ - Nama sahabat - anak pokok
Talib - ØÇáÈ - Penuntut -
Tamam - ÊãÇã - Kesempurnaan -
Tamim - Êãíã - Yang sempurna -
Tamimi - Êãíãí - Yang sempurna -
Tamamulqamar - ÊãÇã ÇáÞãÑ - Bulan purnama -
Tamrin - ÊãÑíä - Latihan -
Taqiuddin - ÊÞí ÇáÏíä - Yang bertaqwa -
Tariq - ØÇÑÞ - Bintang subuh - yang mengetuk
Tasnim - ÊÓäíã - air diSyurga yang mengalir dari atas -
Taufiq - ÊæÝíÞ - Pertolongan -
Tawadhu' - ÊæÇÖÚ - Perendahan diri -
Tirmuzi - ÊÑãÐí - Nisbah -
Tiftazani - ÊÝÊÇÒÇäí - Nisbah -
Tihami - ÊåÇãí - Nisbah -
Tibyan - ÊÈíÇä - Penerangan -
Tilimsani - ÊáãÓÇäí - Nisbah -
Tiryaq - ÊÑíÇÞ - Penawar bagi racun - geliga
Thabat - ËÈáÊ - Ketabahan -
Thabati - ËÈÇÊí - Ketabahanku -
Thabit - ËÇÈÊ - Yang tabah -
Thariy - ËÑí - Yang kaya -
Tharwan - ËÑæÇä - Yang kaya -
Tharwat - ËÑæÇÊ - Kekayaan -
Thaqib - ËÇÞÈ - Yang bijak - yang masyhur
Thaqif - ËÞíÝ - Yang bijak dan cepat faham -
Thubat - ËÈáÊ - Pahlawan yang berani -
Ubaid - ÚÈíÏ - Hamba - nama sahabat
'Ubadah - ÚÈÇÏå - Ibadah - nama sahabat
'Ukasyah - ÚßÇÔå - Labah-labah - nama sahabat
'Ubaidullah - ÚÈíÏ Çááå - Hamba Allah -
'Umar - ÚãÑ - Yang memakmurkan - nama sahabat
'Umaiyah - ÇãíÉ - Nama sahabat -
'Urabi - ÚÑÇÈí - Kearaban - beresemagat arab
'Urwah - 򄾃 - Tangkai - pegangan
Usaid - ÇÓíÏ - Yang berani -
Usamah - ÇÓÇãå - Yang berani -
Uthman - ÚËãÇä - Yang rajin - dan gigih
Utaibah - ÚÊíÈå - Persimpangan - teguran sahabat
Waki - æßíÚ - Yang kuat -
Wajdi - æÌÏí - Kesayanganku -
Wajih - æÌíå - Yang terkemuka -
Wajihuddin - æÌíå ÇáÏíä - Yang terkemuka pada agama -
Walid - æáíÏ - Kelahiran - yang dilahirkan
Waliuddin - æáí ÇáÏíä - Pembela agama -
Waqar - æÞÇÑ - Kketenangan dan sopan santun -
Waqiuddin - æÞí ÇáÏíä - Pemelihara agama -
Waqur - æÞæÑ - Yang tenang -
Wardi - æÑÏí - Bunga mawarku -
Warid - æÇÑÏ - Yang berani -
Wasim - æÓíã - Yang kacak - cantik
Wasil - æÇÕá - Penyambung - penghubung
Zabad - ÒÈÇÏ - Keharuman kasturi -
Zabadi - ÒÈÇÏí - Keharumanku -
Zabidi - ÒÈíÏí - Yang memberi - yang membuat mentega
Zahab - ÐåÈ - Emas -
Zabir - ÒÈíÑ - Yang pintar - yang kuat
Zahabi - ÐåÈí - Emasku -
Zahi - 񂌄 - Yang gilang gemilang -
Zahid - ÒÇåÏ - Yang berzuhud -
Zahir - 񂌄 - Yang cantik berseri -
Zahier - 􌒄 - penolong - pembela
Zahiruddin - ÙåíÑ ÇáÏíä - Penolong - pembela agama
Zahhar - 񌂄 - Yang sangat bergemerlapan -
Zahil - ÒÇåá - Yang tenang hati -
Zahran - ÒåÑÇä - Yang cantik dan berseri -
Zaid - ÒíÏ - Pertambahan - kelebihan
Zaidan - ÒíÏÇä - Yang bertambah - yang berlebihan
Zaidani - ÒíÏÇäí - Yang bertambah -
Zaini - Òíäí - Perhiasanku -
Zakaria - ÒßÑíÇ - Nama Nabi -
Zaki - Ðßí - Yang cerdik - yang harum.
Zaki - Òßí - Yang baik - yang suci.
Zakir - ÐÇßÑ - Yang berzikir - yang mengenang.
Zakur - ÐßæÒ - Yang banyak berzikir - yang kuat ingatan.
Zakwan - ÐßæÇä - Yang cerdik - yang harum.
Zainuddin - Òíä ÇáÏíä - Perhiasan agama. -
Zainulabidin - Òíä ÇáÚÇÈÏíä - Perhiasan orang yang beribadat. -
Zainulariffin - Òíä ÇáÚÇÑÝíä - Perhiasan orang yang arif. -
Zainun - Òíäæä - Perhiasan. -
Zami' - ÒãíÚ - Yang berani dan gigih. -
Zamir - 񋒄 - Yang cantik. -
Zamzam - ÒãÒã - Air Zamzam -
Zayan - Ðåä - Yang cantik. -
Zayani - ÒíÇäí - Yang cantik. -
Zarkasyi - ÒÑßÔí - Nisbah. -
Zawawi - ÒÇææí - Nisbah - sudut.
Zawir - 񾒄 - Ketua - pemimpin.
Zahin - - Yang cerdik. -
Zihni - Ðåäí - Kefahamanku - kekuatan akalku.
Zikri - ÐßÑí - Ingatanku - kenanganku.
Zimam - 񋂋 - Pemimpin - teraju.
Ziyad - ÒíÇÏ - Pertambahan - kelebihan.
Ziyan - 񒂊 - Perhiasan. -
Zubaidi - ÒÈíÏí - Pemberianku - pilihanku yang terbaik.
Zubair - ÒÈíÑ - Yang gagah perkasa - yang pintar.
Zufar - ÒÝÑ - Ketua - yang berani
Zuhaili - Òåíáí - Yang tenang hati. -
Zuhair - 񌒄 - Yang berseri - bunga.
Zuhairi - ÒåíÑí - Yang berseri - bungaku.
Zuhdi - ÒåÏí - Zuhudku - kebencianku kepada dunia .
Zuhrah - 񌄃 - Kecantikan yang menarik - keputihan yang cantik.
Zuhri - 񌄒 - Kecantikanku. -
Zuhnun - Ðåäæä - Yang cerdik. -
Zulfadhli - ÐæÇáÝÖáí - Yang mempunyai kelebihan. -
Zulfaqar - ÐæÇáÝÞÇÑ - Nama pedang Nabi Muhammad. -
Zulhilmi - ÐæÇáÍáã - Yang mempunyai kesabaran dan kesopanan. -
Zulhusni - ÐæÇáÍÓä - Yang mempunyai kebaikan dan kecantikan -
Zuljamaj - ÐæÇáÌãÇá - Yang mempunyai kecantikan. -
zulkamal - ÐæÇáßãÇá - Yang mempunyai kesempurnaan. -
Zulkaram - ÐæÇáßÑã - Yang mempunyai kemuliaan' -
Zulqarnain - ÐæÇáÞÑäíä - Nama seorang raja. -
Zulkifli - ÐæÇáßÝá - Nama Nabi. -
Zulmajdi - ÐæÇáãÌÏ - Yang mempunyai kemuliaan. -
Zunnun - ÐæÇáäæä - Gelaran Nabi Yunus. -
Zunnur - ÐæÇáäæÑ - Yang bercahaya. -
Zunnurain - ÐæÇáäæÑíä - Yang mepunyai dua cahaya -
Zulwaqar. - ÐæÇáæÞÇÑ - Yang mempunyai ketenangan - kesopanan.
Ababah - ÇÈÇÈå - Kerinduan -
Abadiah - ÇÈÏíÉ - Yang kekal -
Abidah - ÇÈÏå - ÅYang bermukim - yang tinggal menetap
Abyan - ÇÈíÇä - Yang nyatadan jelas -
Adabiah - ÇÏÈíå - kesopanan dan kesusasteraan -
Adibah - ÇÏíÈå - Yang berpengetahuan tinggi -
Afiqah - ÇÝíÞå - Yang sangat pemurah -
Ahlam - ÇÍáÇã - Impian - kehalusan
Aiman - ÇíãÇä - Keberkatan - kekuatan
Aimuni - Çíãäì - Keberkatanku -
Akalili - ÇßÇáíáí - mahkotaku -
Akidah - ÇßíÏå - yang kuat - teguh
Alaa - ÇáÇÁ - nikmat-nikmat -
Allifat - ÇáíÝÉ - teman - penglipur
Almas - ÇáãÇÓ - berlian -
Alwani - ÇáæÇäí - warna-warni -
Amal - ÇãÇá - harapan - cita-cita
Amalina - ÇãÇáíäÇ - panjang usia dan kenikmatan hidup kami -
Amanah - ÇãÇäå - amanah dan kepercayaan -
Amani - ÇãÇäí - cita-citaku - ketenanganku dan perlindungku
Badaah - ÈÏÇÁÉ - Lintasan fikiran -
Badi'ah - ÈÏíÚÉ - Yang indah -
Badihah - ÈÏíåå - Kefahaman yang cepat -
Badilah - ÈÏíáå - Gantian yang mulia -
Badriah - ÈÏÑíå - Bulan purnama -
Bahiah - Èåíå - Yang gemilang - yang berseri
Bahijah - ÈåíÌå - Yang gembira -
Bahirah - ÈÇåÑÉ - Yang berseri - yang cantik
Bahjah - ÈåÌÉ - Keriangan - keindahan
Bahriah - ÈåÑíå - Gemerlapan -
Balasan - ÈáÓÇä - Sejenis bunga yang wangi -
Balighah - ÈáíÛÉ - Yang petah - Yang fasih
Balilah - Èáíáå - Angin yang dingin beserta embun -
Balqis - ÈáÞíÓ - Nama Ratu Kerajaan Saba' -
Bara'ah - ÈÑÇÁå - Kebersihan - kebebasan dari tuduhan
Barieah - ÈÑíÆå - Yang bersih - yang tidak bersalah
Bari'ah - ÈÇÑÚÉ - Yang pandai - yang mahir
Basatah - ÈÓÇØå - Kemudahan -
Bastah - ÈÓØå - Keluasan - kesenangan
Basirah - ÈÕíÑå - Yang bijak -
Basitah - ÈÇÓØå - Yang menyenangkan -
Basyirah - ÈÔíÑÉ - Penyampai berita gembira -
Basimah - ÈÇÓãå - Yang tersenyum -
Bassamah - ÈÓÇãå - Yang tersenyum -
Bazilah - ÈÇÒáå - Yang pintar -
Bazlaa' - ÈÒáÇÁ - Yang bijak -
Baiyinah - ÈíäÉ - Bukti - hujjah
Billah - Èáå - Rezeki - kebajikan
Bisyarah - ÈÔÇÑÉ - Berita gembira -
Bunanah - ÈäÇäå - Taman indah -
Burhanah - ÈÑåÇäå - Hujjah - alasan
Busrah - ÈÓÑÉ - Kesegaran - kemekaran
Busyra - ÈÔÑì - Khabar gembira -
Dahiyah - ÏÇåíå - Yang pintar -
Dahliah - ÏåáíÉ - Sejenis bunga -
Dalilah - ÏáíáÉ - Petunjuk - bukti
Damia' - ÏÇãíÇÁ - Kebajikan - keberkatan
Dawama - ÏæÇãÇ - Kekekalan -
Dariah - ÏÇÑíÉ - Yang mengetahui -
Dinah - Ïíäå - Ketaatan - adat
Diyanah - ÏíÇäå - Agama -
Durrah - ÏÑå - Mutiara -
Durar - ÏÑÑ - Mutiara-mutiara -
Durriyah - ÏÑíå - Mutiara -
Dhabitah - ÖÇÈØÉ - Yang cekap - kuat ingatan dan hafalan
Dhamanah - ÖãÇãå - Jaminan -
Dhamirah - ÖãíÑÉ - Jiwa - hati kecil
Dhaniyah - ÖÇäíÉ - Yang bertambah -
Fadhilah - ÝÇÖáÉ - Yang mulia - yang utama
Fadhilah - ÝÖíáÉ - Kemuliaan - kelebihan
Fahimah - ÝåíãÉ - Yang faham -
Faidah - ÝÇÆÏå - Yang berfaedah - yang lebih
Faiqah - ÝÇÆÞå - yang mengatasi yang lain -
Fairuz - ÝíÑæÒ - sejenis batu permata berwana kebiru-biruan -
Fayyadah - ÝíÇÖå - Yang sangat pemurah -
Farah - ÝÑÍ - Kegirangan -
Farhah - ÝÑÍå - Kegirangan -
Farhanah - ÝÑÍÇäÉ - Yang riang gembira -
Faridah - ÝÑíÏå - Yang tunggal - yang istimewa
Fasihah - ÝÕíÍå - Yang fasih bercakap -
Fatanah - ÝØÇäÉ - Kebijaksanaan -
Fathiah - ÝÊÍíÉ - Pembukaan - pertolongan
Fakhriah - ÝÎÑíÉ - Kebanggaan -
Fatimah - ÝÇØãÉ - Yang tidak menyusu lagi -
Fatin - ÝÇÊä - Yang cantik menawan -
Fatinah - ÝÇØäÉ - yang bijaksana -
Filzah - ÝáÐÉ - Belahan jiwa -
Firdaus - ÝÑÏæÓ - Nama Syurga -
Ghurrah - ÛÑÉ - Keserian - putih bersih
Ghaliah - ÛÇáíÉ - Yang berharga -
Ghaniah - ÛÇäíÉ - Yang cantik semulajadi -
Ghanimah - ÛÇäãå - Yang beroleh sesuatu -
Ghadah - ÛÇÏÉ - Yang lemah lembut -
Habibah - ÍÈíÈÉ - Kekasih -
Habrah - ÍÈÑÉ - Kegembiraan nikmat -
Habwah - ÍÈæÉ - Pemberian -
Hadhinah - ÍÇÖíäÉ - Pengasuh - pendidik
Hafawati - ÍÝÇæÊí - Sambutanku yang meriah -
Hafiyah - ÍÝíÉ - Yang menyambut dengan meriah -
Hafizah - ÍÝíÙÉ - Yang memelihara -
Haifaa' - åíÝÇÁ - Yang ramping - yang genit
Haimamah - åíãäÉ - Pengawalan - penjagaan
Hajar - åÇÌÑ - Nama Ibu Nabi Ismail -
Hakimah - ÍßíãÉ - Yang bijaksana -
Halah - åÇáå - Lingkaran sinaran dikeliling -
Halawah - ÍáÇæå - Kemanisan -
halawati - ÍáÇæÊí - Kemanisanku -
Halimah - ÍáíãÉ - Yang lemah lembut - penyabar
Halwa - Íáæì - Yang manis -
Haliah - ÍÇáíÉ - Yang memakai perhiasan -
Hamamah - ÍãÇãÉ - Kesayangan - burung merpati
Hamidah - ÍãíÏÉ - Yang terpuji -
Hamimah - Íãíãå - Teman karib -
Hamizah - ÍãíÒÉ - Yang bijaksana - yang kuat
Hamraa' - ÍãÑà - Yang kemerah-merahan -
Hanan - ÍäÇä - Kesayangan - belas kasihan
Hanani - ÍäÇäí - Kesayanganku - kerinduanku
Zulwaqa - ÐæÇáæÞÇÑ - Yang mempunyai ketenangan/kesopanan. -
Hannanah - ÍäÇäå - Yang belas kasihan - penyayang
Hanisah - ÍäíÓÉ - Yang bertaqwa -
Hanun - Íäæä - Penyayang -
Hariyah - ÍÑíÉ - Yang munasabah -
Harizah - ÍÑíÒÉ - Kawalan - benteng]
Hasanah - ÍÓäÉ - Yang baik - yang indah
Hasinah - ÌÕíäÉ - Yang bermaruah - terpelihara kehormatannya
Hasibah - ÍÓíÈÉ - Yang berketurunan baik -
Hasnaa' - ÍÓäà - Yang cantik -
Hazimah - ÍÇÒãÉ - Yang tegas - bijak
Haziqah - ÍÇÐÞÉ - Yang cerdik -
Hazirah - ÍÒíÑÉ - Pilihan yang terbaik -
Hasunah - ÍÓæäÉ - Yang indah -
Hasyimah - åÇÔãå - Yang bersopan santun -
Hazamah - ÍÒÇãÉ - Ketegasan - cermat
Haziyah - ÍÙíÉ - yamh disayangi - yang dihormati
Hazwani - ÍÒæÇäí - Pemberianku -
Hawa - Íæà - Yang hidup - Nama isteri Nabi Adam
Hayaa' - Ííà - Perasaan malu -
Hibriyah - ÍÈÑíÉ - Keindahan - kecantikan
Hannah - ꊃ - Kesayangan -
Hijanah - åÌÇäÉ - Keturunan yang mulia -
Himmah - åãÉ - Keinginan - cita-cita
Hindun - åäÏ - Kerinduan - asmara
Huda - åÏì - Petunjuk -
Husna - ÍÓäì - Yang baik - yang indah
Husniyah - ÍÓäíÉ - Kebaikan - keindahan
Ibtisam - ÇÈÊÓÇã - Senyuman -
Ilham - ÇáåÇã - Ilham -
Ijlali - ÇÌáÇáí - Penghormatanku -
Iklil - Çßáíá - Kalung - mahkota
Iman - ÇíãÇä - Kepercayaan -
Inbisat - ÇäÈÓÇØ - Kegirangan -
Insaf - ÇäÕÇÝ - Kesedaran -
Insyirah - ÇäÔÑÇÍ - Kebaikan hati - kegirangan
Istiqomah - ÇÓÊÞÇãÉ - Kelurusan -
Itmi'nan - ÇÙãÆäÇä - Ketenangan -
Itqan - ÇÊÞÇä - Kecekapan -
Izdihar - ÇÒÏåÇÑ - Kemajuan - gemerlapan
Izyan - ÇÒíÇä - Penghiasan -
'ibrah - ÚÈÑÉ - Teladan - yang pakar
'Iffah - ÚÝÉ - Maruah - kesucian diri
'Inani - ÚäÇäí - Hadapanku -
'Ismah - ÚÕãÉ - Pemeliharaan -
'Izzah - ÚÒÉ - Kemuliaan - kekuatan
'Izzati - ÚÒÊí - Kemuliaanku - kekuatanku
Jah - ÌÇå - Kemegahan - Ketinggian martabat
Jaharah - ÌåÇÑÉ - Kecantikan bentuk dan rupa -
Jahirah - ÌåíÑÉ - Yang rupawan dan genit -
Jahizah - ÌåíÒÉ - Yang dilengkapi - yang disediakan
Jaidaa' - ÌíÏà - Yang tinggi lampai -
Jaidanah - ÌíÏÇäÉ - Yang tinggi lampai -
Jalalah - ÌáÇáÉ - Kebesaran - kemuliaan
Jaliah - ÌáíÉ - Yang terang - yang jelas
Jalilah - ÌáíáÉ - Yang mulia -
Jalwaa' - Ìáæà - Yang rupawan -
Jamaiah - ÌãÇÚíÉ - Perpaduan -
Jamaliah - ÌãÇáíÉ - Kecantikan -
Jami'ah - ÌÇãÚÉ - Yang menyatupadukan -
Jamilah - ÌãíáÉ - Yang cantik -
Jamlaa' - ÌãáÇÁ - Yang cantik -
Jaunaa' - Ìæäà - Matahari -
Jawahir - ÌæÇåÑ - Permata-permata -
Jumanah - ÌãÇäÉ - Mutiara -
Juni - Ìæäí - Kemerah-merahan -
Jaudah - ÌæÏå - Kebaikan - keelokan
Kafaf - ßÝÇÝ - Rezeki yang mencukupi -
Kafiyah - ßÝíÉ - Yang memadai -
Kaiyisah - ßíÓÉ - Yang bijak - yang faham
Kamaliah - ßãÇáíÉ - Kesempurnaan -
Kamilah - ßÇãáÉ - Yang sempurna -
Karamah - ßÑÇãÉ - Kemuliaan - maruah
Karimah - ßÑíãÉ - Yang mulia -
Kasbah - ßÓÈÉ - Usaha -
Kasibah - ßÇÓÈÉ - Yang berusaha -
Kafaah - ßÝÇÁÉ - Kepadanan - persamaan
Kafi'ah - ßÝíÉ - Yang padan - yang setanding
Kazimah - ßÇÙãå - Penyabar -
Kiasah - ßíÇÓÉ - Kebijaksanaan - kefahaman yang baik
Khadraa' - ÎÖÑÃ - Kesuburan - kehijauan
Khadijah - ÎÏíÌå - Nama isteri Nabi Muhammad saw -
Khairah - ÎíÑÉ - Yang mulia - yang banyak kebaikannya
Khairiyah - ÎíÑíÉ - Kebaikan - kelebihan
Khairunnisa - ÎíÑ ÇáäÓà - Sebaik-baik wanita -
Khalidah - ÎÇáÏÉ - Yang kekal -
Khalilah - ÎáíáÉ - Teman setia -
Khalisah - ÎÇáÕÉ - Yang bersih - yang tulen
Khaliesah - ÎáíÕÉ - Yang jujur -
Khuldiah - ÎáÏíÉ - Kekekalan -
Labibah - áÈíÈÉ - Yang cerdik - yang bijak
Laila - áíáì - Kegembiraan - keghairahan
Laiyinah - áíäÉ - Yang lemah lembut -
Latifah - áØíÝÉ - yang lemah lembut -
Lina - áíäÇ - Kehalusan - kelembutan
Liyana - áíÇäÇ - Kelembutan - kehalusan
Luklu'ah - áÄáÄå - Mutiara -
Lubabah - áÈÇÈå - Yang terpilih -
Lutfiah - áØÝíÉ - Kehalusan - kelembutan
Madhiah - ãÏÍíÉ - Kepujian -
Madihah - ãÏíÍÉ - Yang terpuji -
Mahfuzah - ãÍÝæÙÉ - Yang terpelihara -
Mahirah - ãÇåÑÉ - Yang cekap - yang mahir
Maimanah - ãíãäÉ - Keberkatan -
Maimunah - ãíãæäÉ - Yang diberkati -
Maisarah - ãíÓÑÉ - Kesenangan - kekayaan
Maisurah - ãíÓæÑÉ - Yang senang -
Majdiah - ãÌÏíÉ - Yang mulia] -
Makhtumah - ãÎÊæãÉ - Yang disempurnakan -
Makinah - ãßíäÉ - Yang tabah - yang tetap
Maknunah - ãßäæäÉ - Yang terpelihara -
Makramah - ãßÑãÉ - Kemuliaan -
Malihah - ãáíÍÉ - Yang cantik manis -
Malyanah - ãáíäÉ - Kelembutan -
Marahaini - ãÑÍíäí - Dua kegembiraanku -
Mardhati - ãÑÖÊí - Keredhaanku -
Mardhiah - ãÑÖíÉ - yang diredhai - yang disayangi
Mariah - ãÇÑíÉ - Yang cantik berhias -
Marinah - ãÑäÉ - Yang lembut -
Mar'iyah - ãÑÚíÉ - Yang terpelihara - yang terkawal
Marjan - ãÑÌÇä - Mutiara -
Martabah - ãÑÊÈÉ - Kedudukan -
Maryam - ãÑíã - Yang tinggi - nama ibu Nabi Isa
Ma'rufah - ãÚÑæÝÉ - Yang terkenal -
Marfu'ah - ãÑÝæÚÉ - Yang disanjung -
Ma'sumah - ãÚÕæãÉ - Yang terpelihara -
Masturah - ãÓÊæÑÉ - Yang terpelihara -
Mauhibah - ãæåÈå - Bakat - pemberian
Mayamin - ãíÇãä - Yang diberkati -
Maziah - ãÒíÉ - Keistimewaan -
Maznah - ãÒäÉ - Kepujian - seri muka
Miskiah - ãÓßíå - Harum kasturi -
Mu'afah - ãÚÇÝÉ - Yang di'afiatkan - kesejahteraan
Mubarakah - ãÈÇÑßå - Yang diberkati -
Mufidah - ãÝíÏå - Yang memberi faedah -
Muhaiminah - ãåíãäå - Yang berkuasa dan memelihara -
Muhassanah - ãÍÕäå - Yang terpelihara -
Mukarramah - ãßÑãå - Yang dimuliakan -
Mukhtarah - ãÎÊÇÑÉ - Yang terpilih -
Multazimah - ãáÊÒãå - Yang menjadi pegangan -
Mumtazamah - ãáÊÒãå - Yang menjadi pegangan -
Muna - ãäì - cita-cita -
Munawwarah - ãäæÑÉ - Yang berseri -
Munifah - ãäíÝÉ - Yang tinggi lampai -
Musfirah - ãÓÝÑÉ - Yang cantik dan berseri -
Muslihah - ãÕáÍÉ - Pemulih - yang memperbaiki
Mutahharah - ãØåÑÉ - Yang suci -
Muyassarah - ãíÓÑÉ - Yang diberi kesenangan -
Muzainah - ãÒíäÉ - Kepujian - titisan hujan
Muzdalifah - ãÒÏáíÝÉ - Yang hampir - nama tempat
Mumtazah - ããÊÇÒÉ - Yang istimewa - yang cemerlang
Nabahah - äÈÇåå - Kecerdasan - kemahsyuran
Nabighah - äÇÈÛÉ - Yang cerdik -
Nabihah - äÈíåå - Yang cerdik - yang cerdas
Nabilah - äÈíáÉ - Yang cerdik - yang mulia
Nada - äÏì - Embun - kemurahan hati
Nadiah - äÇÏíÉ - Yang pemurah -
Nadhirah - äÖíÑÉ - Yang berseri - yang segar
Nadhrah - äÖÑÉ - Keindahan - seri
Nadzirah - äÙíÑÉ - Ketua yang dihormati -
Nafahat - äÝÍÇÊ - Pemberian-pemberian -
Nafhah - äÝÍå - Pemberian -
Nafi'ah - äÇÝÚÉ - Yang bermanafaat -
Nafisah - äÝíÓÉ - Yang bernilai -
Nai'mah - äÚíãÉ - Yang halus - yang mewah
Najat - äÌÇÉ - Keselamatan - kelepasan
Najah - äÌÇÍ - Kejayaan -
Najiah - äÇÌíÉ - Yang terlepas dari bahaya -
Najibah - äÌíÈå - Yang cerdik -
Najihah - äÇÌÍå - Yang berjaya -
Najlaa' - äÌáÇÁ - Mempunyai mata yang cantik -
Najwa - äÌæì - Bisikan rahsia -
Naqibah - äÞíÈå - Ketajaman fikiran -
Narjis - äÑÌÓ - Sejenis bunga -
Nasibah - äÓíÈå - Yang berketurunan mulia -
Nasimah - äÓíãÉ - Angin sepoi-sepoi bahasa -
Nasyitah - äÔíØå - Yang cergas - yang giat
Nasriah - äÕÑíÉ - Pertolongan -
Naurah - äæÑÉ - Bunga -
Nawwarah - äæÇÑÉ - Yang bercahaya -
Nasihah - äÕíÍÉ - Nasihat -
Nasuha - äÕæÍÇ - Yang luhur - yang ikhlas dan bersih
Nazurah - äÙæÑå - Pemimpin yang disanjung -
Nu'mah - äÚãÉ - Kegembiraan -
Nuraini - äæÑ Úíäí - Cahaya mataku -
Nurhayati - äæÑ ÍíÇÊí - Cahaya hidupkiu -
Nurulain - äæÑÇáÚíä - Cahaya mata -
Nurulhuda - äæÑ ÇáåÏì - Cahaya petunjuk - hidayat
Nuriyah - äæÑíå - Yang bercahaya -
Nuruljannah - äæÑ ÇáÌäÉ - Cahaya syurga -
Qabsah - ÞÈÓå - Tuntut ilmu - pembelajaran
Qadirah - ÞÇÏÑÉ - Yang berkuasa -
Qahirah - ÞÇåÑÉ - yang gagah - berkuasa
Qaidah - ÞÇÁÏÉ - Pemimpin -
Qani'ah - ÞÇäÚÉ - Yang berasa puas hati -
Qamariah - ÞãÑíÉ - Bulan -
Qarihah - ÞÑíÍÉ - Bakat -
Qatrunnada - ÞÙÑ ÇáäÏì - Titisan embun -
Qayyimah - ÞíãÉ - Yang lurus - yang bernilai
Qurratu'aini - ÞÑÉ Úíäí - Penyejuk mataku - penghibur hatiku
Qawiemah - ÞæíãÉ - Yang lurus -
Nusrah - äÕÑå - Pertolongan -
Rabi'ah - ÑÈíÚå - yang subur - taman
Rabi'atul 'adawiyah - ÑÇÈÚÉ ÇáÚÏæíÉ - Nama seorang wanita yang arif dan wara' -
Radhiah - ÑÇÖíÉ - Yang redha -
Radhwa - ÑÖæì - Nama gunung yang terletak antara Madinah & Yanbuu' -
Rafhanah - ÑÝåÇäÉ - Yang hidup mewah dan bahagia -
Rafi'ah - ÑÝíÚÉ - yang mulia - yang tinggi
Rafidah - ÑÇÝÏå - Pemberi pembantu -
Raghadah - ÑÇÛÇÏå - Kesenangan - kemewahan
Rahah - ÑÇÍÉ - Kerehatan - tapak tangan
Rahimah - ÑÍíãÉ - Pengasih - penyayang
Rahmah - ÑÍãÉ - Rahmat - belas kasihan
Rahbah - ÑÍÈÉ - Yang luas - yang lapang
Raidah - ÑÇÆÏÉ - Pemimpin -
Raihan - ÑíÍÇä - Tumbuhan yang berbau wangi -
Raihanah - ÑíÍÇäÉ - Tumbuhan yang berbau wangi -
Raihah - ÑíÍÉ - Bauan - yang merasa gembira
Raimi - Ñíãí - Keutamaan -
Rajaa' - ÑÌÇÁ - Harapan -
Rajiah - ÑÇÌíÉ - Yang berharap -
Rakinah - ÑßíäÉ - Yang berfikiran wajar -
Ramlah - Ñãáå - Penghalusan - pasir
Ramizah - ÑãíÒå - Yang berakal - yang asli
Ramziah - ÑãÒíå - Lambang -
Rasanah - ÑÕÇäå - Ketenangan - ketegasan
Rasafah - ÑÕÇÝÉ - Kekukuhan -
Rasinah - ÑÕíäÉ - Yang tenang - tegas
Rasyidah - ÑÔíÏÉ - Yang cerdik -
Rasyiqah - ÑÔíÞÉ - Yang genit - yang tangkas
Rau'ah - ÑæÚÉ - Ketaajuban - keindahan
Raudhah - ÑæÖÉ - Taman -
Rauhah - ÑæÍå - Yang baik -
Raunaq - ÑæäÞ - Keindahan -
Rauqah - ÑæÞÉ - Kecantikan yang menawan hati -
Rawahah - ÑæÇÍå - Perasaan gembira kerana keyakinan -
Razan - ÑÒÇä - Yang tenang -
Rawiah - ÑÇæíå - Yang sihat fizikal dan mental -
Razanah - ÑÒÇäÉ - Kesopanan -
Riba'ah - ÑÈÇÚÉ - Keadaan yang baik -
Ridhwah - ÑÖæå - Keredhaan -
Rif'ah - ÑÝÚå - Ketinggian - kemuliaan
Ruhana - ÑæÍäÇ - Jiwa kami -
Ruhayah - ÑæÍ ÍÈÇå - Jiwa kehidupan -
Ruhiyah - ÑæÍíå - Kejiwaan -
Rukniah - ÑßäíÉ - Ketahanan - kekuatan
Rukhama - ÑÎÇãì - Angin sepoi bahas -
Rummanah - ÑãÇäå - Buah delima -
Ruqaiyah - ÑÞíå - Ketinggian - nama anak Nabi Muhammad saw
Ruqyah - ÑÞíå - Penawar -
Rusydiah - ÑÔÏíå - Petunjuk -
Rutbah - ÑÊÈå - Kedudukan - martabat
Sa'adah - ÓÚÇÏå - Kebahagiaan -
Sabirah - ÕÇÈÑå - Penyabar -
Sa'diah - ÓÚÏíå - Kebahagiaan -
Sadiqah - ÕÇÏÞÉ - Yang benar -
Sa'idah - ÓÚíÏÉ - Yang berbahagia -
Sabah - ÕÈÇÍ - Sinaran pagi -
Sabariah - ÕÈÑíÉ - Kesabaran -
Sabihah - ÕÈíÍÉ - Yang berseri - yang cantik
Sadarah - ÕÏÇÑÉ - kemajuan - kepimpinan
Saffa' - ÕÝÃ - kebersihan - kemurnian
Safiah - ÕÝíÉ - Yang bersih - yang ikhlas
Safirah - ÓÝíÑÉ - kalung leher -
Safraa' - ÕÝÑÃ - Kekuningan emas -
Safuhah - ÕÝæÍå - Pemaaf -
Safwah - ÕÝæå - Yang bersih - yang terbaik
Safwanah - ÕÝæÇäå - Yang bersih murni -
Saibah - ÕÇÆÈå - Yang betul -
Saidah - ÓÇÆÏå - Pemimpin -
Saihah - ÓÇÆÍå - Pelancong -
Saimah - ÕÇÆãå - Yang berpuasa -
Saiyidah - ÓíÏå - Ketua - pemimpin
Sakinah - Óßíäå - Ketenangan -
Salahiah - ÕáÇÍíå - Kelayakan -
Salamah - ÓáÇãå - Kesejahteraan -
Saliah - Óáíå - Penghibur -
Salihah - ÕÇáÍå - Yang baik - yang layak
Salimah - Óáíãå - Yang sejahtera -
Salma - Óáãì - Yang sejahtera -
Salwa - Óáæì - Penghibur - madu lebah
Salwah - Óáæå - Kemewahan - hiburan
Samiah - ÓÇãíå - Yang tinggi - yang mulia
Samihah - ÓãíÍå - Pemaaf - pemurah
Samirah - ÓãíÑå - Teman berbual mesra -
Saminah - Ëãíäå - Yang berharga -
Samraa' - ÓãÑà - Yang hitam manis -
Sanaa' - Óäà - Sinaran - ketinggian
Saniah - Óäíå - Yang bersinar - yang mulia
Sa'udah - ÓÚæÏå - yang berbahagia -
Saudah - ÓæÏå - keriangan -
Sarah - ÓÇÑå - Nama isteri Nabi Ibrahim -
Sarahah - ÕÑÇÍå - Keterangan - terus terang
Saramah - ÕÑÇãå - Ketegasan -
Sarihah - ÕÑíÍå - Terus terang - keterangan
Sarimah - ÕÑíãÉ - yang tegas - keazaman
Sariyah - ÓÑíå - Yang bermaruah - pemurah
Siddiqah - ÕÏíÞå - yang bercakap benar -
Simaa' - Óíãà - Lambang kehidupan -
Simiyaa' - Óíãíà - Pertanda - keindahan
Su'ad - ÓÚÇÏ - Yang berbahagia -
Su'aidah - ÓÚíÏÉ - Kebahagiaan -
Suhailah - Óåíáå - Yang senang - yang mudah
Syafa'ah - ÔÝÇÚå - Pertolongan - pembelaan.
Syafi'ah - ÔÝíÚå - Pembela - penolong.
Syafiah - ÔÇÝíå - Penawar - ubat
Syafiqah - ÔÝíÞå - Yang belas kasihan. -
Syahdah - ÔåÏå - Madu lebah. -
Syahirah - ÔåíÑå - Yang masyur. -
Syahrain - ÔåÑíä - Dua bulan. -
Syahriah - ÔåÑíå - Bulan. -
Syaimaa' - ÔíãÇÁ - Yang ada tahi lalat - nama kakak susuan Nabi .
Syalabiah - ÔáÈíå - Yang cantik - genit.
Syahmah - Ôåãå - Hati yang murni. -
Syamimi - Ôãíãí - Keharumanku. -
Syamsiah - ÔãÓíå - Matahari. -
Syahidah - ÔåíÏå - Saksi. -
Syarah - ÔÇÑå - Keindahan - kecantikan.
Syarifah - ÔÑíÝå - Yang mulia. -
Syaza - ÔÐÇ - Keharuman. -
Syazwan - ÔÐæÇä - Keharuman -
Syazwani - ÔÐæÇäí - Keharumanku -
Syazana - ÔÒäÇ - Kecergasan. -
Syibrah - ÔÈÑå - Pemberian. -
Syifa - ÔÝÇÁ - Ubat penawar - sembuh.
Syimah - Ôíãå - Peribadi - tabiat.
Syukriah - ÔßÑíå - Kesyukuran. -
Syuhrah - ÔåÑå - Kemahsyuran -
Syuhaidah - ÔåíÏå - Madu lebah. -
Ta'ah - ØÇÚÉ - Kepatuhan. -
Tafawah - ØÝÇæå - Lingkaran sinaran di keliling bulan atau matahari. -
Taiyibah - ØíÈå - Yang baik. -
Taji - ÊÇÌì - Mahkotaku. -
Talalah - ØáÇáå - Gaya dan keadaan yang baik - kegembiraan.
Tamimah - Êãíãå - Yang kuat - yang sempurna kejadiannya.
Tamam - ÊãÇã - Kesempurnaan. -
Taqiah - ÊÞíå - Pemeliharaan - perlindungan
Taufiqah - ÊæÝíÞå - Pertolongan -
Tijan - ÊíÌÇä - Mahkota -
Tuba - ØæÈì - Yang sangat baik - kebahagiaan.
Tuhfah - ÊÍÝå - Pengurniaan yang berharga - hadiah
Tuma'nianinah - ØãÇÁäíäå - Ketenangan. -
Tharwa' - ËÑæÇÁ - Yang kaya. -
Tharwah - ËÑæå - Kekayaan. -
Tharwati - ËÑæÊí - Kekayaanku. -
Thariyah - ËÑíå - Yang mulia. -
Thaqifah - ËÞíÝÉ - Yang cerdik - yang cepat faham.
Thuraiya - ËÑíÇ - Bintang ketika (bintang tujuh). -
Ubaidah - ÚÈíÏå - Hamba - ibadat.
Ulfah - ÇáÝÉ - Kemesraan. -
Urmah - ÇÑãå - Panji. -
Uyainah - Úííäå - Mata - deria penglihatan.
Ummu kulthum - Çã ßáËæã - Nama anak Nabi yang tembam pada pipi dan muka. -
Wada'ah - æÏÇÚå - ketenangan. -
Wadhihah - æÇÖÍå - Yang terang - yang jelas.
Wadi'ah - æÏíÚå - Yang diamanahkan. -
Wafaa - æÝÇÁ - Kesetiaan - perihal menepati janji.
Wafiah - æÝíå - Yang setia - yang menepati janji.
Wahbah - æåÈå - Pemberian. -
Wahibah - æÇåÈå - Yang membËri. -
Wahidah - æÍíÏå - Yang tunggal. -
Wa'iyah - æÇÚíå - Yang sedar - yang memelihara
Wajahah - æÌÇÍå - Ketinggian martabat - kemuliaan.
Wajihah - æÌíåå - Yang terkemuka - yang mulia.
Wardah - æÑÏå - Bunga ros. -
Wardiah - æÑÏíå - bunga ros. -
Wasilah - æÇÓíáå - Cara - perantaraan.
Wasilah - æÇÕáå - Yang ihsan - yang membuat kebajikan.
Wasimah - æÓíãå - Yang cantik - yang rupawan.
Wasitah - æÇÓØå - Perantaraan - orang tengah.
Wathiqah - æËíÞå - Yang kukuh - yang teguh.
Wasyijah - æÇÔÌå - Persaudaraan yang rapat. -
Waznah - æÒäå - Yang bijak dan kukuh pendapatnya. -
Widad - æÏÇÏ - Kasih sayang. -
Yamamah - íãÇãå - Tujuan - merpati.
Yaminah - íÇãäå - Yang berkat. -
Yamnaa' - íãäÇÁ - Sebelah kanan. -
Yasarah - íÓÇÑå - Kemudahan - kesenangan.
Yasirah - íÓíÑå - Yang mudah - yang senang.
Yasmin - íÇÓãíä - Bunga melur. -
Yatimah - íÊíãå - Yang berharga. -
Yumni - íãäí - Keberkatanku. -
Yusra - íÓÑì - Kesenangan - kemudahan.
Zafirah - ÙÝíÑå - yang berjaya - yang mendapat apa yang dituntutnya.
Zahiah - ÒÇåíÉ - Yang berseri - yang cantik.
Zahidah - ÒÇåÏå - Yang zuhud - yang salih.
Zahirah - ÒÇåÑÉ - Yang berseri - yang cantik.
Zahraa' - ÒåÑÇÁ - Yang berseri - yang cantik.
Zahrah - 񌄌 - Bunga. -
Zaidah - ÒíÏå - Yang lebih - tambahan.
Zaimah - ÒÚíãå - Pemimpin. -
Zainab - ÒíäÈ - Sejenis bunga yang cantik dan harum. -
Zainah - Òíäå - Perhiasan. -
Zainun - Òíäæä - Perhiasan. -
Zaitun - ÒíÊæä - Sejenis pokok - buah zaitun.
Zaitunah - ÒíÊæäå - Sebuah pokok zaitun. -
Zakiah - ÐßíÉ - Yang cerdik - yang harum.
Zakiah - 񧒃 - Yang berseri - yang bersih murni.
Zalifah - ÒáíÝÉ - Yang dekat dan mara ke depan. -
Zalikha - ÒáíÎÇÁ - Nama isteri Al-Aziz (Raja Mesir) -
Zalilah - Ùáíáå - kebun yang banyak pokok - yang redup.
Zarifah - ÙÑíÝÉ - Yang bijak dan segak. -
Zawanah - ÒæÇäå - Kecerdikan. -
Zayanah - ÒíÇäå - Yang cantik. -
Zawiah - ÒÇæíå - Pengawal dari kejahatan - sudut.
Zi'amah - ÒÚÇãå - Kepimpinan. -
Zuhrah - 񌄌 - Keindahan. -
Zuhairah - ÒåíÑå - Bunga. -
Zulfah - ÒÇÝÉ - Darjat - kedudukan
Zunah - 񾊃 - Yang berakal - cerdik.
Powered By Blogger

About Me

Foto Saya
yusya ul anwar
jadikanlah ilmu yang kamu miliki berarti dengan membagi ke seluruh saudaramu....
Lihat profil lengkapku